Nih... bagi kelen yang dukung Rusia, silakan bergabung bersama Assad...
Presiden Suriah Bashar al-Assad menghubungi sekutu dekatnya, Vladimir Putin pada Jumat (25/02/2022). Diktator Suriah itu memuji invasi Rusia ke Ukraina dan menyebutnya sebagai “koreksi sejarah”.
Damaskus adalah sekutu setia Moskow, yang melakukan intervensi dalam perang saudara Suriah pada 2015 dengan meluncurkan serangan udara untuk mendukung pasukan rezim Assad yang berjuang. Intervensi Rusia di Suriah menandai titik balik dalam konflik tersebut.
Dilansir Middle East Eye, percakapan itu terjadi sehari setelah pasukan Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina, sebuah langkah yang menuai kecaman internasional.
“Presiden Assad menekankan bahwa apa yang terjadi hari ini adalah koreksi sejarah dan pemulihan keseimbangan dalam tatanan global setelah jatuhnya Uni Soviet,” kata sebuah pernyataan dari kepresidenan Suriah.
Assad juga mengatakan bahwa “Suriah mendukung Federasi Rusia berdasarkan keyakinannya bahwa posisinya benar dan karena menghadapi ekspansionisme NATO adalah hak Rusia.”
Selama panggilan telepon pada Jumat itu, Assad mengatakan “negara-negara Barat bertanggung jawab atas kekacauan dan pertumpahan darah,” menuduh mereka menggunakan “metode kotor untuk mendukung teroris di Suriah dan Nazi di Ukraina.”
Bulan lalu, media lokal Suriah mengklaim bahwa Rusia telah merekrut antara 2.500 dan 4.000 tentara bayaran Suriah pro-Assad untuk berperang di Ukraina, membayar mereka $700 per bulan.
Menurut Moskow, lebih dari 63.000 personel militer Rusia telah dikerahkan ke Suriah.
Intervensi Rusia di Suriah memungkinkan pasukan pro-rezim untuk merebut kembali wilayah yang hilang dalam serangkaian kemenangan melawan kelompok oposisi dan pemberontak yang melibatkan pemboman mematikan dan penghancuran besar-besaran.
Menurut Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Paris, intervensi militer Rusia di Suriah telah menyebabkan kematian 6.910 warga sipil, termasuk 2.030 anak-anak, dan melakukan lebih dari 1.200 serangan terhadap fasilitas sipil vital.
Perang di Suriah diperkirakan telah menewaskan hampir setengah juta orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi sejak dimulainya tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah pada 2011.
(Sumber: Hidayatullah/Middle East Eye)