AWAS DALANG DIBALIK WAYANG
Oleh: Gus Sirot
Terus terang, saat saya mendengar ada keinginan Presiden Jokowi untuk maju periode ke 3, saya langsung gak "kolu mangan". Rasanya neg mendengar suara yang terasa lebih bising dari suara adzan.
Apa dasarnya?.
Apakah bangsa Indonesia mengalami krisis kepemimpinan sehingga tak ada lagi yang mampu dan layak dijagokan sebagai presiden RI sehingga sampai berani menabrak kontitusi Pasal 7 UUD RI 1945 ..?
Pasal 7 UUD 1945 memandatkan Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. Artinya masa jabatan presiden hanya 2 periode merupakan amanah UUD 1945.
Sehebat apa prestasi Jokowi selama kepemimpinannya? Apakah Ekonomi meroket sebagaimana janjinya? Apakah Rakyat makin sejahtera? Pengangguran makin berkurang kah? Stabilitas sosial politik apakah makin membaik?
Tanyakan kepada Rakyat, apa yang mereka rasakan???
Fakta menunjukkan, pertumbuhan ekonomi justru meroket nyungsep, pengangguran tambah meningkat, jumlah masyarakat miskin bertambah, hutang negara naik lebih dua kali lipat dan selama kepemimpinan Jokowi terjadi kegaduhan politik, antar kelompok saling berkelahi dan melukai.
Lalu apa yang menjadi alasan Jokowi ngotot 3 periode???
Saya justru curiga, skenario 3 periode ini bukan atas inisiatif Jokowi. Tetapi atas dorongan atau bahkan perintah Kelompok Oligarki.
Oligarki adalah kelompok kecil terdiri dari eliit politik. Mereka mengusasi ekonomi, politik dan militer. Dengan kekuasaannya tersebut, mereka mampu mengendalikan para pemimpin di satu negara untuk patuh apa saja yang menjadi kemauannya.
Dugaan saya ini, didasarkan pada fakta makin menguatnya kelompok elit oligarki di Indonesia, yang terdiri dari segelintir orang, tetapi menguasai dan mengendalikan ekonomi, politik dan militer.
Kelompok ini bersembunyi dibalik kekuasaan pemimpin eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kelompok ini penguasa riil, bahkan bisa meremot presiden sekalipun.
Matinya gerakan rakyat dan mahasiswa karena dibungkam dengan berbagai cara dan hasrat memindahkan Ibukota ke Kalimantan dalam waktu sekejap, tanpa ada yang berani menolaknya, adalah indikasi terkonsolidasinya kelompok elit yang punya kuasa membayar siapa saja dan berapapun yang diminta.
Jika dugaan saya ini benar, justru kasihan sekali Presiden Jokowi. Ia sekedar diperlakukan sebagai "wayang" untuk mengeruk keuntungan politik dan ekonomi sang dalang.
Jalan menuju 3 periode memang tidak mudah. Tetapi jika melihat realitas politik hari ini, dimana partai-partai politik sudah "dibeli" dengan konsensi uang dan jabatan, sehingga apa saja yang diminta sang majikan pasti dituruti, rute menuju 3 periode semakin lempang.
Muhaimin Iskandar dan Airlangga sudah membunyikan trompet "sangkakala" 3 periode, meski dengan memperhalus bahasa, minta pemilu ditunda dan mendengar aspirasi para petani.
Coba tanya saja, petani mana yang minta Jokowi lanjut 3 periode???
Melihat ini semua, genderang menuju 3 periode sudah ditabuh. Kayaknya tak ada lagi entitas yang mampu menghentikannya. Kecuali jika rakyat berteriak keras melalui speaker Masjid, Gereja dan tempat ibadah lainnya.
Dan...Rakyat bangkit dari tidur panjangnya, menjadi parlemen jalanan...!!
*fb penulis