Adik-adik sekalian...
Coba buka google kalian. Ketikkan pencarian tentang 'janji tidak utang'. Masukkan periode pencarian tahun 2014, maka kalian akan menemukan ribuan entry (berita, liputan, artikel, komentar dll) tentang ini. Jejak digital berserakan dimana-mana. Coba baca. Kalian akan geli sendiri.
Pun sama tahun 2004.
Pun sama nanti tahun 2024.
Negeri ini hanya berputar-putar di situ saja sejak reformasi. Saat kekuasaan hanya dibagi-bagi diantara mereka saja. Penguasa itu masih yang itu-itu saja. Dinasti baru bermunculan, tapi kendaraannya tetap yang itu-itu saja.
Sayang seribu sayang, kita itu pelupa! Puluhan tahun berlalu, apakah Indonesia ini lebih makmur dibanding Thailand? Malaysia? Halu. Lihat data-data GDP per kapita, dll, dsbgnya.
Indonesia itu stuck! Kita memang ikut G20, seolah dihormati, dll, tapi itu simpel karena penduduk negara kita banyak. Kita pasar empuk bagi produk LN. Mereka butuh kita untuk jualan. Termasuk ngasih pinjaman, utang, dll.
Ayolah, buka mata kalian. GDP per kapita kalah dengan tetangga, utang meroket naik 4.000 trilyun 7 tahun terakhir. Korupsi di mana-mana. Kesenjangan di mana-mana. 80% penduduk penghasilan cuma 2-5 juta per bulan. Tapi 1%nya, punya harta ratusan milyar.
Kita itu muter-muter saja. Negeri ini cuma sibuk proyek, proyek, proyek, yang akhirnya tetap utang. Pandemi saja jadi 'proyek'. Siapa yang tertawa? Yang punya akses proyek tsb. Tambah kaya raya saat negara utang untuk biayain proyek-proyek. Yg dikasih konsesi tanah utk perkebunan, tambang, pabrik-pabrik, dll. Mereka tertawa semua.
Lantas apa solusinya? Simpel: mari fokus pada penegakan hukum, pendidikan dan kesehatan. Jika kalian mau melihat Indonesia ini benar-benar maju, cukup tiga ini saja diurus. Jika pendidikan dan kesehatan masih susah, oke, mari fokus ke yang pertama: penegakan hukum. Korupsi dilibas, KKN, dll, dihabisi. Tegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Capek nggak sih dibohongi berkali-kali. Setiap pilpres, pileg, orang-orang ini jualan kecap janji tidak utang, janji kabinet ramping, janji ekonomi meroket, dll, dsbgnya. Faktanya? Terbalik semua. Yang meroket harta kekayaan mereka dkk oligarkinya.
Baiklah, salam buat Harun Masiku. Salam buat Juliari Batubara, yang bahkan duit bansos saja diembat. Salam buat candi hambalang. Salam buat benjut segede bakpao. Salam buat daging sapi, pengadaan kitab suci. Salam buat suap jabatan Kementerian. Salam buat Pinangki dan Jenderal polisi yg disuap sama buronan.
Semoga kalian masih mau meningkatkan literasi politik masing-masing. Boleh saja punya idola, tapi pastikan kita tetap kritis. Negeri ini butuh sekali orang-orang kritis. Bukan hanya asal bos senang, bukan orang-orang yg gila jabatan. Bukan orang-orang yg sibuuuk sekali belain sesuatu--padahal dia tdk dapat apa2, besok2 malah harus bayar pajak, dll, dsbgnya.
(By Tere Liye, WNI, pembayar pajak)