'Monster-monster-an'
Kalian harus tahu, diam-diam, ada gejolak luar biasa di tengah-tengah kita. Kalian mungkin luput memperhatikannya.
Apa itu? Peneliti-peneliti di Indonesia resah. Mungkin sebagian tidak merasa resah, tapi ssst, ayolah jujur sedikit soal ini. Buanyak yang resah. Mau protes tidak bisa. Mau bersuara, nasib sebagai PNS/ASN, tidak berani.
Apa yang terjadi?
Sejak Kementerian Riset & Teknologi dibubarkan, lantas naiklah lembaga super power bernama BRIN, alias Badan Riset & Inovasi Nasional. Dengan ketua dewan pengarah, Ibunda Tercinta (yg justru entah apakah dia pernah melakukan riset atau tidak), lembaga baru ini, pelan tapi pasti mulai merangsek kemana-mana.
Loh kok bisa?
Karena seluruh lembaga, organisasi, apapun itu di bawah kementerian lain, di bawah departemen lain, diserap oleh BRIN. Semua masuk di sana. Termasuk jika kamu punya anak bernama 'Penelitiawati' atau 'Penelitiono', masuk ke BRIN. Eh, bergurau. Tapi serius, semua masuk ke BRIN. Titik.
Kamu harus patuh gitu loh. Kita punya lembaga super power baru bernama BRIN! Semua penelitian, harus masuk ke sana. Ada yg bandel? Protes? Susah amat ngatur kamu? Termasuk lembaga-lembaga penelitian lama, tua, yg bahkan sudah ada puluhan tahun, masuk BRIN! Tidak mau, silahkan keluar sana! Jangan ngaku-ngaku lagi fungsional peneliti. Atau malah jangan ngaku-ngaku lagi PNS/ASN, jangan pakai uang negara.
BRIN ini sejak lahir memang dahsyat! Dengan ketua pengarah yg akan memastikan semua riset dan inovasi mesti kudu sesuai arahan Pancasila, tibalah masa depan Indonesia cerah ceria. Kita akan mengalahkan Asgardian. Bahkan Thanos pun harus khawatir.
Demikianlah. Bodo amat jika peneliti-peneliti, pegawai-pegaewai, di lembaga/organisasi lain jadi kacau balau, semua harus ngikut. Bodo amat jika semua jadi ribet, duuh, birokrasi semua ini.
Maka apa yang akan terjadi dengan masa depan riset Indonesia?
Sorry, 2-3 tahun ke depan, kamu hanya akan sibuk urusan birokrasi. 4-6 tahun kemudian, ganti presiden, ganti parpol penguasa, ehem, jangan-jangan ganti lagi struktur dll. Ribet lagi urusan birokrasi. Muter-muter saja. Sibuk urusan birokrasi. Lah, menelitinya kapan? Risetnya kapan? Kan riset itu nggak bisa dengan cuma ceramah tok. Memangnya politisi? Ini sih persis kayak di kampus. Ada teman yg aktif di organisasi pencinta alam (misal). 3 tahun aktif di organisasi tsb, cuma 1-2 kali doang ke gunung, lautnya. Sisanya sibuk 'ber-organisasi'. Sementara yg tdk ikut itu organisasi, eeeh, malah hampir tiap bulan ke gunung, laut, dkk. Dia kira, sibuk rapat, rapat, rapat itu adalah aktivitas 'pencinta alam'.
Tahniah kepada BRIN! Dengan kekuatan sakti tersebut, lembaga ini menyerap semua infinity stones di sekitarnya, LIPI, BATAN, BPPT, LAPAN, dll dsbgnya. Entahlah apakah besok lusa jadi sakti betulan. Atau cuma jadi 'monster-monsteran'. Hari gini, kamu kok pola pikirnya beda, semua dipaksa sentralisasi. Penelitian kok di sentralisasi.
Setelah KPK, yes, kita punya contoh berikutnya lembaga-lembaga yg kocar-kacir entah mau jadi apa.
Dan apesnya ini, besok-besok, jika penguasa baru berubah pikiran, struktur organisasi ini akan diubah lagi. Tergantung wangsit dia saja.
(By Tere Liye)
*fb 03/01/2022