[PORTAL-ISLAM.ID] Tokoh NU kharismatik, (alm) Kyai Haji Maimun Zubair atau akrab dipanggil Mbah Moen semasa hidupnya selalu menyampaikan bahwa Ibu Kota Negara Indonesia harus ada di Pulau Jawa.
"Terkait pemindahan ibu kota #Indonesia, Syaikhuna Maimoen Zubair selalu menyampaikan bahwa seharusnya ada di Pulau Jawa," demikian dikutip dari akun twitter Santri Gayeng.
Dalam twitnya disertakan penggalan pesan Mbah Moen.
“Ibu Kota Indonesia itu seharusnya ada di (Pulau) Jawa. (Karena) Jawa adalah awal kemajuan (di) Indonesia,” kata Mbah Moen dikutip dari Santri Gayeng.
Seperti diberitakan, DPR RI resmi menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara (RUU IKN) menjadi UU. Dengan begitu, pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta (Pulau Jawa) ke Penajam Paser Utara (Kalimantan) resmi dilaksanakan.
Persetujuan diambil dalam rapat paripurna DPR RI yang dipimpin Ketua DPR RI Puan Maharani pada Selasa (18/1/2022).
Semua Fraksi DPR setuju, hanya PKS yang menolak pemindahan Ibu Kota Negara.
Pembangunan Ibu Kota Negara baru akan berlangsung dari 2022 hingga ditargetkan selesai 2045.
Beberapa pihak memprediksi proyek Ibu Kota baru akan mangkrak.
"Saya pribadi berpegang dawuhnya Mbah Moen bahwa sebaiknya ibukota tidak dipindahkan ke luar Jawa. Jadi kalau musti taruhan ya saya bertaruh bakalan gagal atau mangkrak atau batal. Kyai Waskita vs Waskita Karya ya menang Kyai yang waskita," ujar @ainunnajib.
Terkait pemindahan ibu kota #Indonesia, Syaikhuna Maimoen Zubair selalu menyampaikan bahwa seharusnya ada di Pulau Jawa.#SantriGayeng pic.twitter.com/Y6MZyr6ruT
— SANTRI GAYENG (@gayengco) May 3, 2019
Saya pribadi berpegang dawuhnya Mbah Moen bahwa sebaiknya ibukota tidak dipindahkan ke luar Jawa.
— Ainun Najib (@ainunnajib) January 18, 2022
Jadi kalau musti taruhan ya saya bertaruh bakalan gagal atau mangkrak atau batal.
Kyai Waskita vs Waskita Karya ya menang Kyai yang waskita. https://t.co/Ubi8PzbNmb