Duit siapa?
Dear Jenderal
Saya benar-benar takjub melihat berita ini. Muncul di Kompas, dengan tanda 'advertorial'. Itu artinya apa? Berita ini bayar!
Sungguh, siapa yang bayar iklan ini? Apakah menggunakan anggaran negara? Atau duit pribadi? Atau ada sponsor? Atau Kompas salah pasang tanda? Tolong diklarifikasi. Seriusan loh ini, saat utang meroket, pandemi masih dimana-mana, ada yang segitunya perlu membayar memasang berita di Kompas, berisi bahwa Jenderal sangat hebat?
Duh Gusti, duitnya lebih baik buat prajurit-prajurit yang sedang tugas di Papua. Biar prajurit-prajurit ini lebih semangat berjuang. Bukan malah buat bayar berita, mengumumkan betapa hebatnya Jenderal. Nah, kalau memang ada anggaran buat iklan, mbok ya berita yang ditulis tentang prajurit saja, program-program TNI, dll, dsbgnya. Bukan promosi Jenderal. Ayolah. Think!
Saya tidak tahu sejak kapan pola pikir begini. Poster, baliho, spanduk, pencitraan dimana-mana. Bungkus sembako, kantong bansos, pencitraan dimana-mana. Belum lagi bayar berita, dll. Karena duhai, kamu mau bayar survey, bayar berita, ini itu, jika kamu memang tdk bagus, kamu tetap tidak akan bagus. Bahkan saat pakai uang sendiri pun, itu tdk elok.
Tapi jika kamu memang bagus; pekerjaanmu profesional, karyamu nyata, bahkan berjuta orang membully kamu, maka kamu tetap akan dikenang bagus. Semoga pembesar-pembesar di negeri ini masih ingat nasihat lama tsb.
Bacalah sekali lagi judul berita ini:
"Diragukan Pimpin TNI AD, Dudung Abdurachman Unjuk Gigi Terbangkan Helikopter Apache", keren banget judul berita ini.
Sayang, beritanya bayar! Advertorial!
*link beritanya (kalian tdk bisa komen, berita advertorial biasanya dimatikan kolom komentar) https://biz.kompas.com/read/2022/01/12/164726928/diragukan-pimpin-tni-ad-dudung-abdurachman-unjuk-gigi-terbangkan-helikopter
(By Tere Liye)