Kerajaan tapi ngaku Demokrasi
Indonesia itu, demokrasinya benar-benar masih 'KW'.
1. Pilpres
Kamu kira itu betulan demokrasi? Kagak. Kamu milih atas pilihan yang telah dibatasi. Silahkan lihat AS. Sebelum seseorang itu jadi capres, dia dipilih dulu di partai masing-masing, namanya konvensi. Di AS, kamu bisa maju dari independen. Kamu tahu tahun 2020 kemarin berapa calon independen Presiden di sana? Yang daftar 1.200 lebih.
2. Hate speech
Ini nih yang kocak. Ngaku demokrasi, tapi politisinya baper, tersinggung sama ucapan orang lain. Wow, kamu belajar dulu deh ke AS sana. Saat kamu jadi politisi, maka kamu siap dimaki, dicaci sama rakyat. Di AS kamu bahkan bisa secara terang-terangan teriak, 'Presiden kami ini kok bodoh banget', kamu aman-aman saja. Namanya juga demokrasi, bebas-bebas saja. Sah-sah saja.
Demokrasi itu apa sih? Atau jangan2 kamu tdk paham definisinya.
3. Dinasti politik
Di AS itu tetap ada dinasti politik. Tapi catat baik2, bedanya dengan di Indonesia adalah: di sana, kamu tetap harus bersaing secara terbuka di partai. Jika kamu memang berkualitas, kamu bisa dicalonkan. Wah, di sini mah kacau, sudah kayak kerajaan sekali. Bos ketum tunjuk siapa, terserah dia. Singkirkan orang lain, terserah dia.
Indonesia itu mirip dengan akun medsos Tere Liye, saat dia merilis survey sbb:
Siapakah penulis paling hebat di Indonesia?
A. Tere Liye
B. Penulis novel Hafalan Shalat Delisa
C. Penulis serial BUMI
D. Yang nulis Negeri Para Bedebah
E. Semua jawaban benar
Coba jawab survey ini. Kalian pilih yg mana? Dan saat hasilnya diumumkan, kalian mau protes? Loh, kan hasil survey. Demokrasi dong. Kamu terima atau tdk terima, hasilnya begitu.
Itulah Indonesia. Dan kacaunya lagi, di sini politisinya baperan. Fansnya baperan. Dikit-dikit tersinggung, dikit-dikit lapor polisi. Apes.
Nah, buat edukasi kalian, silahkan klik video di bawah ini, liputan tentang Hate Speech di AS. Hanya 3 menit 50 detik, tonton saja.
Biar pintar dikit.
(By Tere Liye)
[VIDEO]