[PORTAL-ISLAM.ID] Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengeluhkan sangat sedikit pihak bisa diajak untuk membangun Sumatera Utara.
Ia bahkan menyebut apakah Sumut harus menunggu orang Eropa atau meminjam Anies Baswedan untuk memajukan Sumatera Utara.
Di hadapan pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Senin (10/1/2022), Gubsu Edy meminta asosiasi tersebut turut mendorong pembangunan di Sumut.
"Masak saya harus bilang 'mudah-mudahan kita ditolong Tuhan'. Masak Tuhan terus yang kita jadikan alasan, semua sudah dikasih sama Tuhan ada laut, ada gunung, tinggal kita mengelolanya," kata Edy.
Kata Edy, sikapnya mengajak semua pihak memajukan Sumut selalu dinilai sebagai upaya mantan Pangkostrad itu untuk kembali maju sebagai Gubernur Sumut.
"Saya, kalau bapak-bapak ini sulit untuk diajak berbicara membangun Sumut ini sama siapa lagi saya bicara? Apa harus kita tunggu orang dari Singapura, apa harus kita pilih orang dari Eropa sana, atau kita pinjam Anies Baswedan dari Jakarta nanti kalau sudah bagus kembalikan ke kami lagi, tentu tidak seperti itu," jelasnya.
Edy menjelaskan, Indonesia akan memasuki bonus demografi, yang mana angka kelahiran Indonesia saat ini jumlahnya sekitar 5 juta pertahun.
Angka tersebut sebanding dengan jumlah penduduk negara Singapura.
Sedangkan untuk Sumut, lanjutnya, angka anak muda dari umur 16 - 30 tahun berada di angka 45 persen.
"Bayangkan pak di tahun 2045 bonus demografi kita ini tidak dididik dengan baik, tak punya kemampuan, tak punya skill, bukan bonus demografi namanya, tapi penghancur demografi," ungkapnya.
Gubsu Edy berharap perguruan tinggi menjadi tempat untuk menyiapkan generasi muda yang handal yang akan memimpin di masa depan, sehingga target yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang diprediksi Indonesia akan menguasai dunia.
"Tapi kalau nggak didik dan dipersiapkan dengan baik, apa mungkin kita menguasai dunia. Jangan hanya sekolah-sekolah saja, mau ngapain? Itu yang sekolah, bagaimana yang tidak sekolah, lebih parah lagi. Mohon maaf saya pak, sekali lagi mohon maaf, jangan di somasi saya," pungkasnya. [era]