Anti Arab Lama-lama Anti Islam!
Oleh: Ustadz Abrar Rifai
Mereka yang anti semua hal berbau Arab begitu menggebu. Termasuk juga hal-hal terkait kesejatian Islam juga dianggap Arab. Padahal tidak semua Arab itu Islam, walau Islam sudah pasti berasal dari Arab. Kenapa?
Karena wahyu diturunkan di Arab. Utusan yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan ajaran ini adalah orang Arab. Al Qur'an, wahyu agung yang menjadi penutup semua kitab-kitab suci sebelumnya juga berbahasa Arab.
Awal mula ajaran Islam disebarkan juga di Arab. Shalatnya orang Islam sehari semalam sebanyak lima kali juga menghadap ke Arab. Setiap tahun orang Islam dari seluruh penjuru Dunia datang ke Arab untuk berhaji.
Adzan dan shalat wajib berbahasa Arab. Diganti dengan selain Arab, sesat!
Memang tidak semua Arab itu Islam. Abu Jahal dan banyak lagi pemuka Arab kala itu, bukan Islam. Satu di antara penyanyi yang lagu-lagunya banyak digandrungi di Indonesia, Nancy Ajram juga bukan Islam.
Fanatisme berlebihan kepada golongan itu juga bukan Islam, walau yang melakukannya adalah orang Arab. Perang tak berkesudahan, entah memperebutkan apa, yang sekarang terjadi di negara-negara Arab, itu juga bukan Islam.
Banyak lagi, banyak lagi dan banyak lagi.
Maka, semisal orang-orang yang anti jubah dengan dalih bahwa itu pakaian Arab yang juga menjadi pakaian Abu Jahal, ini gagal pikir. Lha ngapain ngurusi pakaian Abu Jahal, padahal orang-orang yang pakai jubah tersebut jelas tidak sedang meniru Abu Jahal. Tapi mereka meniru Rasulullah Muhammad --shallallahu alaihi wasallam, yang orang Arab.
Sadar tidak sadar, pintar atau goblok, anti terhadap Arab lama-lama bisa menyebabkan orang tersebut anti terhadap Islam. Walau yang bersangkutan mengaku beragama Islam..
Tidak suka dengan bahasa Arab, memilih berdoa berbahasa Indonesia, walau itu untuk doa-doa yang mudah dan sudah sering dilafadzkan. Nanti merembet shalat pun tidak mau pakai bahasa Arab, dengan dalih Tuhan bukan orang Arab, mengerti semua bahasa!
Tapi yang menggelikan, nama-nama orang inipun masih pakai bahasa Arab. Sebut saja nama mereka! Saya tidak mau menyebat nama. :)
Nama-nama lembaga yang mereka sebut sebagai negara Nusantara, bukan negara Arab, juga kebanyakan pakai bahasa Arab: Dewan, Wakil, Musyawarat, Rakyat, Mejelis, Pengadilan, Mahkamah, Umum (pemilihan umum), daerah, wilayah dan banyak lagi, banyak lagi dan banyak lagi.
Islam datang ke Nusantara atau ke tempat lain, tidak dalam rangka melakukan arabisasi. Tapi tentu Islam tidak akan pernah bisa menanggalkan arab.
Islam datang juga tidak dalam rangka menggerus segenap kearifan lokal yang sudah menjadi lampah kakek-kakek kita sejak dulu kala. Tapi juga tidak lantas abai terhadap terhadap praktek-praktek pembodohan seperti yang dilakukan para dukun hingga hari ini.
Paragraf terakhir sebelum paragraf ini, adalah pernyataan yang belum tuntas. Nanti kita sambung tulis lagi, insya Allah.(*)