[PORTAL-ISLAM.ID] Satu peristiwa melegakan terjadi. Tanggl 02 Desember. Jusuf Kalla dan Rizal bertemu lagi. Keduanya saling mengapresiasi.
Pertemuan di arena Halaqoh Satu Abad NU bertema "Gagasan Kontributif Membangun Kemandirian Ekonomi Nahdliyyin" di Kantor DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Kamis siang tadi (2/12), cukup menggembirakan setelah Rizal Ramli dan Jusuf Kalla sempat saling serang pernyataan beberapa waktu lalu.
Menurut Rizal Ramli, dalam perbincangan dengan wartawan senior Karni Ilyas ketika itu, salah satu persoalan utama pembangunan Indonesia adalah keterlibatan aktif kelompok pengusaha dalam proses pengambilan kebijakan.
Cetak biru pembangunan yang dihasilkan proses seperti ini pada akhirnya diwarnai kepentingan kelompok, vested interest.
Selain itu, praktik pengusaha-penguasa yang disebutnya Peng-Peng ini turut bertanggung jawab pada berkembangnya praktik korupsi di tanah air.
Adapun Jusuf Kalla, sambung Rizal Ramli, adalah salah seorang motor Peng-Peng, yang tidak menyukai kehadirannya di lingkaran pemerintahan, baik di era Susilo Bambang Yudhoyono, maupun di era Joko Widodo.
Sementara Jusuf Kalla, kepada Karni Ilyas dalam kesempatan terpisah membantah tuduhan-tuduhan itu, dan mengatakan pandangan Rizal Ramli tersebut mengada-ada. Dia sebaliknya mengatakan, Rizal Ramli tidak disukai kalangan birokrat karena kerap mengambil tindakan tegas dan keras.
Rizal Ramli dan Jusuf Kalla sesungguhnya sahabat lama. Rizal Ramli pernah dipercaya Presiden Abdurrahman Wahid untuk menggantikan Jusuf Kalla sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) di tahun 2000.
Jusuf Kalla ketika itu merangkap jabatan sebagai Kepala Bulog dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Tahun 2001 Jusuf Kalla terdepak dari kabinet.
Di Bulog, Rizal Ramli melakukan pembenahan radikal untuk memperbaiki kinerja Bulog dan mengembalikannya pada rel kebijakan pro petani. Setelah dari Bulog, Rizal Ramli menjabat posisi Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan.
Setelah berpisah cukup lama, keduanya kembali bertemu di Kabinet Kerja (2014-2019) dimana Jusuf Kalla menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Presiden Joko Widodo.
Di tahun 2015, Presiden Jokowi meminta Rizal Ramli membantu pemerintah pada posisi Menko Maritim dan Sumber Daya. Hanya sebelas bulan di kabinet. Sejumlah rumor mengatakan, Jusuf Kalla berada di balik keputusan Jokowi mendepak Rizal Ramli di bulan Juli 2016.
Terlepas dari perbedaan politik di antara Jusuf Kalla dan Rizal Ramli, harus diakui keduanya adalah tokoh yang memainkan peranan besar dalam perjalanan negara di era Reformasi.
Tidak sedikit aktifis dan politisi yang mendambakan Jusuf Kalla dan Rizal Ramli dapat melakukan rekonsiliasi. Berjabatan tangan untuk menata masa depan bangsa yang lebih gemilang.
Di arena Halaqoh Satu Abad NU tadi tanda-tanda ke arah itu terlihat dan terasa. Keduanya duduk di platform kehormatan, bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, serta dua pembicara lain, Executive Director of INFIDSugeng Bahagijo dan Sekjen KNPI Addin Jauhari.
Sebelum berpisah, JK memuji Rizal Ramli sebagai ekonom dan pemikir yang hebat, namun tidak mau terjun ke dunia bisnis demi menjaga integritas.
Adapun Rizal Ramli, balik mengajak JK untuk kembali bertemu di bulan Januari nanti.
Ajakan Rizal Ramli disambut JK dengan tangan terbuka. Dia bersedia.[rmol]