Catatan: Naniek S Deyang (wartawan senior, aktivis kemanusiaan)
Semalam saya keliling Jakarta, sudah lama gak keliling Jakarta. Sejak pandemi saya mulai bawa JMP (LSM Jaringan Merah Putih) ke daerah. Selain membangun simpul-simpul bisnis berbasis sosiopreneur di daerah, saya bersama JMP meski mungkin tidak berarti, tapi mencoba ikut membangun kembali kepercayaan petani yg hancur lebur, juga menolong anak-anak mereka untuk bisa sekolah tatap muka memakai seragam dan punya alat Prokes.
Balik ke soal Jakarta, saya tidak dalam rangka membela Anies, tapi saya bicara kebenaran, hanya orang gila menurut saya yg bilang Anies tidak bekerja atau tidak bisa bekerja. Luar biasa perubahan Jakarta. Semua demikian nyata!
Saya minta dikelilingkan Jakarta. Masyallah indahnya Jakarta dengan jalur-jalur tertata dan bersih, lampu-lampu warna-warni yg terang benderang, sehingga Jakarta tidak seram lagi.
Dulu saya kalau ke negeri tetangga aja, Malaysia dan Singapura, maluuuuuuu rasanya kalau berada di Orchard atau KL, kok Jakartaku jauh bangett dengan dua kawasan ituππ.
Sumpah sekarang saya bangga bangettt dengan Jakarta, akan aku sumbal mulut sopir taksi di Malaysia yg suka ngatain "kalau dengar kata Jakarta yg terbayang kemacetan dan kesemrawutan".
Saya kadang-kadang mikir, ini Anies yang dulu sempat saya ragukan, karena basisnya dia pendidikan, apa bisa ya menata Jakarta? Kok bisa ya menata Jakarta menjadi Ibu Kota yang indah, tertata, dan manusiawi.
Saran saya pada Pak Anies, agar Jakarta ini bisa jadi kota wisata dan surga belanja kayak di KL sekarang (Malaysia hebat menggeser Singapura sebagai kota belanja), coba kumpulkan perwakilan brand-brand ternama LN, dan bilang Pak, jangan nyempelein Indonesia, model-model baru harus dijudl duluan di Jakarta, jangan kalau di ASEAN model baru dijual di Singapura dan Malaysia, kalau dah nggak laku baru ditaruh di Indonesia.
Kerajinan Indonesia itu pernah menjadi pelopor ekspor kedua terbesar setelah tekstil di zaman Pak Harto, coba Pak Anies buat mall khusus utk pengrajin UMKM, dan dibantu utk desain tempat dan packaging yg menarik, sehingga bukan hanya warga kita yg belanja tapi juga akan jadi oleh2 para pelancong LN. Mal semacam itu memang pernah ada dan dikelola BUMN, tapi gak sukses, karena gak ngikuti trend dan pemasarannya tdk atau belum berbasis IT.
Duhh banyak hal sebetulnya saya mau usulkan tapi kan Pak Anies cuman sampai tahun 2022 akhir ya di Jakarta? Kalau gitu maju jadi Presiden saja Pak Anies! Insyalalh anda bisa membangun Indonesia jauuhhhhh lebih baik Pak Anies!
Oh ya utk yg gak suka Pak Anies membangun Jakarta, monggo silahkan pindah ke Ibu Kota baru, katanya dikebut semester pertama 2024 sudah jadi. Siapa tau berkumpul dalam satu habitat bisa membuat lebih membahagiakan. Apalagi Ibu Kota baru itu tdk dipimpin oleh Gubernur dipilih, tapi ditunjuk oleh seorang Presiden.
Dengar2 konon Koh Ahok sebagai kandidat terkuat calon pimpinan Ibu Kota baru. Keren nih kalau bener, biar Koh Ahok kalah di Jakarta tetap memimpin Ibu Kota Negara. Apa ra top markotop.
Jadi yg gak suka Pak Anies, monggo pindah ke Ibu Kota Negara yg baruπ. Dengan segenap suka cita kami warga negara yg senang dipimpin Pak Anies di Jakarta mendoakan dan mengikhlaskan teman-teman yg gak suka Pak Anies utk pindah ke IKN baru. ππ
(fb, 26/12/2021)