Mirip Yesus
Sahabat Nabi yang wajahnya mirip Yesus (Nabi Isa) adalah 'Urwah Bin Mas'ud Ats-Tsaqafi Radhiyallahu 'Anhu.
Rasulullah bersabda:
لَقَدْ رَأَيْتُنِيْ فِي الْحِجْرِ وَقُرَيْشٌ تَسْأَلُنِيْ… (فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ، وَفِيْهِ:) وَإِذَا عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ قَائِمٌ يُصَلِّي، أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ ابْنُ مَسْعُوْدٍ الثَّقَفِيْ. ‘
Aku melihat diriku berada di dekat Hajar Aswad sementara orang-orang Quraisy bertanya kepadaku… (lalu beliau menuturkan hadits, di dalamnya ada ungkapan): Ternyata ‘Isa bin Maryam sedang melakukan shalat, orang yang paling mirip dengannya adalah ‘Urwah bin Mas’ud ats-Tsaqafi. (HR. Muslim)
Kisah Islamnya Urwah bin Mas'ud
Urwah bin Mas'ud ats Tsaqafi ( عروة بن مسعود) adalah Sahabat Rasulullah yang berasal dari Taif. Dia termasuk orang pertama dari sukunya yang memeluk Islam. Urwah bin Mas'ud masih kafir ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah, bahkan ia menjadi utusan kaum kafir Quraisy untuk mencegah niat Nabi SAW dan para sahabat yang akan melaksanakan umrah.
Urwah bin Mas'ud adalah salah satu pemuka Bani Tsaqif di Thaif, satu kabilah yang terlibat dalam sekutu untuk memerangi Nabi SAW di Perang Hunain, setelah pembebasan Kota Makkah.
Usai peperangan yang dimenangkan oleh kaum muslimin, hatinya tergerak untuk memeluk Islam, iapun berusaha menemui Nabi SAW, tetapi beliau sudah berangkat meninggalkan Makkah kembali ke Madinah.
Tekadnya yang sudah menguat membuat Urwah memacu untanya untuk mengejar rombongan kaum muslimin, dan berhasil menyusul beliau di suatu tempat dekat Madinah.
Di hadapan Nabi SAW, ia berba'iat memeluk Islam dan dengan gembira Nabi SAW menerimanya.
Urwah lalu meminta ijin untuk kembali kepada kaumnya untuk mendakwahkan Islam, tetapi Rasulullah SAW melarangnya.
Beliau tahu betul bahwa kabilah tsb. sangat kuat penolakannnya kepada Islam, beliau mengkhawatirkan keselamatan Urwah. Rasulullah sendiri pernah dilempari baru saat berdakwah ke Thaif.
Urwah bin Mas’ud yang telah merasakan manisnya Iman Islam, merasakan sejuknya jiwa bersama Rasulullah SAW, ingin sekali mengajak serta kaum kerabatnya yang mencintai dan dicintainya, merasakan hal yang sama.
Karena itu dengan agak memaksa ia tetap meminta ijin kepada Nabi SAW. Ia berdalih kepada beliau, "Wahai Rasulullah, aku adalah orang yang sangat disukai oleh mereka, lebih besar daripada kecintaan mereka pada anak-anak perempuannya sendiri!".
Melihat begitu besar keinginan Urwah untuk menyeru kaumnya kepada Islam, Nabi SAW akhirnya mengijinkannya.
Urwah segera memacu tunggangannya kembali ke keluarganya di Thaif. Ketika sampai di rumahnya pada waktu isya', beberapa orang menyambutnya dan mengucapkan salam dengan salam jahiliyah sebagaimana biasanya, tetapi Urwah tidak menjawab salam itu, ia justru berkata, "Hendaklah kalian mengucapkan salam dengan ucapan salam ahli jannah, yakni Assalamualaikum…"
Mendengar ucapannya itu, mereka menjadi marah dan menyakitinya, tetapi Urwah tetap memperlakukan mereka dengan lembut. Beberapa tokoh bani Tsaqif berkumpul untuk menentukan tindakan selanjutnya terhadap Urwah yang dianggapnya telah murtad.
Ketika fajar menyingsing, Urwah berdiri di bagian atas rumahnya dan mengumandangkan azan untuk shalat Subuh.
Orang-orang geger dan keluar menuju rumah Urwah, mereka melempari dan memanah ke arah Urwah. Seseorang dari Bani Malik bernama Aus bin Auf berhasil memanahnya sehingga Urwah terluka parah.
Melihat keadaan ini, beberapa kerabat Urwah menyiapkan senjata untuk membalas bani Malik, di antaranya adalah Ghailan bin Salamah, Kinanah bin Abdul YaLil, Hakim bin Amru dan beberapa orang dari bani Ahlaf.
Tetapi Urwah mencegah niat mereka, ia berkata, "Janganlah membunuh mereka karena aku, sesungguhnya aku bersedekah dengan darahku ini untuk memperbaiki hubungan di antara kalian!!"
Seseorang bertanya kepadanya, "Apa pendapatmu mengenai darahmu yang mengalir ini?"
“Sesungguhnya, ini adalah kemulian yang Allah kurniakan kepadaku, yaitu mati syahid. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Maka kuburkanlah aku bersama para Syuhada’ yang gugur saat berperang bersama Rasulullah," kata Urwah pada detik-detik terakhir sebelum kematiannya.
Memang, setelah kekalahannya di Perang Hunain, sebagian besar pasukan Musyrik lari ke Thaif dan bertahan di sana.
Nabi SAW lalu memimpin pengepungan benteng Thaif selama beberapa hari dan melakukan penyerangan. Lebih kurang dua puluh orang muslim mati syahid dan dimakamkan disana saat pengepungan itu.
Bersama para Syuhada inilah Urwah bin Mas'ud ingin dimakamkan.
Ketika peristiwa pembunuhan Urwah bin Mas’ud ini sampai kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda:
"Sesungguhnya perumpamaan Urwah di antara kaumnya adalah seperti sahabat Yasin di antara kaumnya."
Yang dimaksud Nabi SAW dengan sahabat Yasin adalah Habib (Khubaib) An Najjar, yang menyeru penduduk kota Thakiyyah agar mereka beriman kepada utusan Nabi Isa AS, tetapi mereka justru membunuhnya. Suatu peristiwa yang diabadikan Allah dalam Al Qur'an Surah Yasin ayat 20-21.
Inilah kisah Urwah bin Mas'ud, seorang musuh Islam pada awalnya tetapi berjaya mati syahid pada akhir hayatnya.
Seorang sahabat Nabi yang rupa dan perawakannya mirip dengan Nabi Isa alaihissalam.(*)