Jum'at 17 Desember 2021 adalah hari terakhir Jonatan Christie alias Jojo tercatat sebagai pemain pelatnas PBSI. Lewat insta story Jojo mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekannya di Cipayung seraya memberi kabar kepada para penggemar.
Apa sebab?
Jojo hanya bilang ini adalah waktu yang tepat untuk keluar.
Apakah sindiran tajam Jojo terhadap pemerintah terkait bonus Thomas Cup yang menyebabkan dirinya diserang para buzzer adalah penyebab mundurnya ia dari pelatnas? Entahlah.
Jojo hanya menegaskan bahwa semua sudah dipertimbangkan dengan matang.
Jojo, meski rankingnya masih dibawah Ginting, meski permainannya terkadang belum stabil, namun seringkali secara mengejutkan menjadi penyelamat muka dunia badminton Indonesia di kancah Internasional. Mulai dari emas Asian Games sampai ke penentu kemenangan yang membuat Thomas Cup kembali ke pangkuan.
Namanya bukan hanya tenar di lapangan, tapi juga harum di luar lapangan.
Platform lembaga kemanusiaan "Kita Bisa", mencatat Jojo sebagai atlit yang paling semangat menunjukan kepedulian dan bantuan kepada sesama. Kepada para korban bencana alam, maupun bencana kemanusiaan.
Bahkan ditengah serangan buzzer kemarin yang menuduhnya sebagai atlit mata duitan, Jojo "membalas" bullyan tersebut dengan cantik. Jojo menggalang donasi untuk korban letusan gunung semeru dan mengawalinya dengan mentransfer donasi sebanyak 50 juta dari rekening pribadinya ke lembaga kemanusiaan.
Sikap yang sangat epik. Ia berani mengkritik pemerintah namun tidak membalas bullyan rakyat biasa. Padahal kalau mau ia bisa saja tarung di dunia maya. Karena tanpa dikomandopun, pasukan Badminton Lover akan siap ikut membersamai Jojo.
Jojo juga menggunakan uang hadiah medali emas Asian Games untuk membantu korban bencana alam di Lombok dan membangun kembali mesjid yang rubuh.
Tolong gak usah komen kalo mesjid yang dibangun orang kafir tuh gak ada gunanya, yaa. Tolong jangan bawa perbincangan ke arah situ. Tolong lihat saja sikap dan rasa kemanusiaan Jojo yang patut ditiru dan bangsat sekali jika ada sekumpulan orang yang menuduhnya atlit mata duitan hanya karena ia gigih meminta haknya.
Dan kalo teman-teman perhatikan, Jojo adalah salah satu atlit yang jarang sekali terlihat memakai barang-barang mewah nan overprice. Akun fashion cipayung kerap kali memposting foto-foto atlit yang sedang mengenakan berbagai macam barang mahal. Mulai dari pakaian, sepatu, tas, topi, jam tangan, dan barang lain yang berharga sampai ratusan juta rupiah. Tapi jarang sekali Jojo terekspos memakai barang-barang seperti itu. Padahal atlit tetkenal lain, bahkan yang tidak cukup dikenal pun foto candid-nya sering wara-wiri di postingan akun tersebut.
Yah, begitulah. Ternyata Jojo tuh istimewa.
Dan mulai hari ini Indonesia kehilangan dirinya.
Ingin rasanya berharap pihak PBSI dapat melakukan sesuatu yang menahan Jojo untuk pergi. Tapi kalo diliat sepak terjang kepengurusan dan hembusan isu kolusi dan nepotisme yang santer dibicarakan, kayaknya susah yaa.
Jadi tinggal berharap saja.
Berharap sekali Jojo bisa lebih sukses saat bermain di luar pelatnas. Dan jika suatu saat Jojo memutuskan untuk bertanding dengan membawa kibaran bendera negara lain yang lebih menghargai dan menghormatinya, (saya berharap tidak. Its too bad to be true), maka saya akan berusaha memakluminya. Lah, gimana? Wong bukan salah dia!
Semangat terus ya, Jo....!!!
Hormat saya buat Jojo. ❤️❤️❤️
(Herawati Aisha Rara)