JASAD DI ATAS PUSARA
Duhai Gadis Pilu. Tubuhmu terbujur kaku di atas pusara bapakmu. Meninggalkan sepenggal kisah ketidakadilan di dunia tipu-tipu.
Persoalanmu bukan semata pacar aparatmu beserta keluarganya, tetapi juga institusi serta sistem negaramu.
Andai saja perjuangan kami dalam mengubah peradaban zalim ini telah tunai, boleh jadi akhir kisahmu lebih indah dari mendung hari ini.
Duniamu memang tak pandang bulu. Bahkan terhadapmu yang telah membelanya dengan sepenuh hati.
Masih jelas jejak pembelaanmu kepada sistem zalim ini. Masih terbaca sempurna, kebencianmu pada perjuangan kami yang tengah berikhtiar mengubah sistem rusak yang hari ini telah menistakanmu.
Andai saja kau tau, bahwa salah satu tujuan yang kami perjuangkan adalah untuk memuliakanmu, ibumu, sepupu perempuanmu, bibimu, dan semua wanita di dunia dari kerusakan, kemaksiyatan, dan kezaliman semacam ini, boleh jadi kau tak benci pada dakwah kami. Atau bahkan kau akan berjuang bersama kami.
Tapi semua telah berlalu. Waktu tak bisa diputar kembali ke masa lalu.
Kami masih harus bergerak lagi. Berjuang mengubah sistem zalim ini dengan Mabda Islam, demi menyelamatkan jutaan Gadis lain sepertimu.
Kami masih harus mencurahkan seluruh jiwa, raga, harta, hati dan perasaan, demi mengubah peradaban zalim jahiliyah ini menjadi peradaban penuh berkah di bawah naungan Syari'ah.
Kami sadar benar. Bahwa sebagian besar manusia yang akan kami selamatkan masih sepertimu beberapa tahun lalu. Tanpa sadar, telah terhasut untuk membenci dan memusuhi kami.
Tapi, tak ada waktu untuk sakit hati. Kami mesti bergerak secepat mungkin, secerdas mungkin, sebelum lebih banyak lagi manusia berjatuhan menjadi korban keganasan peradaban sekuler kapitalis pemuja hawa nafsu ini.
Jogja 51221
(By © Doni Riw)