ISLAM AGAMA TERBESAR
The Pew Research Center merilis sebuah data menarik. Berdasar riset yang dilakukan, diprediksi pertumbuhan jumlah Muslim di dunia akan naik 70 persen dari tahun 2015-2060.
Sementara jumlah penganut agama Nasrani dalam periode yang sama akan bertambah 34 persen dan Hindu 27 persen. Pertambahan jumlah ini akan mengubah komposisi posisi agama-agama di dunia.
Tahun 2050, jumlah Muslim di daratan Eropa telah mencapai 10 persen, sedangkan angka keseluruhan di dunia mencapai 29,7 persen.
Kalau selama 2000 tahun Nasrani menempati posisi teratas, puncaknya di tahun 2075 Islam yang akan menjadi agama dengan jumlah pemeluk terbanyak di muka bumi.
Allahu Akbar!
Namun ironisnya, saat itu terjadi, negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia sudah bukan lagi di tangan Indonesia, melainkan India.
Tidak dijelaskan apakah karena prosentase Muslim di Indonesia yang terus berkurang atau karena jumlah Muslim di India yang bertambah dengan signifikan.
Barangkali saat moment istimewa itu terjadi, kita sudah tidak ada lagi di muka bumi. Namun bukan berarti tak bisa berkontribusi sama sekali.
Pertumbuhan jumlah Muslim selain karena angka kelahiran yang tetap tinggi, sementara penduduk Eropa dan Amerika semakin tak berminat berkeluarga serta punya anak, juga disebabkan karena gerak dakwah yang luar biasa.
Dengan semakin berkembangnya dunia digital, manusia dari berbagai belahan bumi semakin mudah mengakses informasi tentang Islam.
Sebagai agama yang sangat logis, Islam menarik perhatian kelompok terdidik dari negara-negara maju. Mereka akhirnya mencari informasi lebih dalam lagi dan berbondong-bondong mengucap kalimat syahadat.
Maka tepatlah prediksi yang pernah diungkapnya Syekh Dr. Yusuf al-Qaradawi sekian tahun lalu, “Tanpa diapa-apakan pun pada akhirnya Eropa akan menjadi Islam dengan sendirinya.”
Lalu, apa kontribusi kita?
Layaknya generasi Imaduddin dan Nuruddin Zanky yang “perannya” adalah menyiapkan lahirnya generasi Shalahuddin Al Ayyubi hingga berhasil membebaskan Baitul Maqdis, maka pola yang sama bisa diduplikasi.
Mari bersama-sama menyiapkan generasi terbaik. Generasi Qur’ani. Didik anak-anak dan keluarga kita dengan pola yang sama. Menginstal energi Alqur’an ke dalam diri mereka.
Supaya kelak ketika tiba masanya, umat Islam tidak hanya menjadi yang terbesar, namun tak berdaya bagai buih di lautan.
Sebaliknya, akan lahir para Mujahid dan Mujahidah yang akan kembali membebaskan Baitul Maqdis, juga kota Roma. Pastikan saat itu terjadi, ada kontribusi kita di dalamnya!
Jakarta, 24/12/2021
(Uttiek)