[PORTAL-ISLAM.ID] Laju penguatan kurs lira Turki masih terus berlanjut, Rabu kemarin mampu mencatat penguatan lebih dari 3% ke bawah TRY 12/US$. Kini dalam 3 hari total kurs lira meroket lebih dari 36%.
Pergerakan tersebut menegaskan pergerakan lira yang seperti roller coaster. Sebelum menguat tajam 3 hari terakhir, lira sudah jeblok lebih dari 55% hingga menyentuh TRY 18,3/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang masa.
Penguatan tajam lira di pekan ini berkat kebijakan terbaru yang diambil Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Jebloknya nilai tukar lira berawal dari kebijakan suku bunga rendah.
Hingga saat ini TCMB (Bank Sentral Turki) yang dipimpin Sahap Kavcioglu sudah memangkas suku bunga dalam 4 bulan beruntun dengan total 500 basis poin ke 14%.
Bukan tanpa alasan TCMB agresif memangkas suku bunga. Kebijakan tersebut bermula dari pandangan Presiden Recep Tayyip Erdogan jika suku bunga tinggi merupakan "biangnya setan". Erdogan mempercayai suku bunga tinggi malah akan memperburuk inflasi.
TCMB pun tunduk pada kebijakan Erdogan dan memangkas suku bunga secara agresif. Sebab, jika kebijakan TCMB berbeda dengan pandangan Erdogan, maka gubernurnya akan dipecat.
Di awal pekan ini, lira sempat menyentuh TRY 18.3/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang sejarah. Tetapi dalam sekejap langsung berbalik arah setelah Erdogan "bersabda", lira langsung mencatat penguatan lebih dari 21%. Berlanjut lebih dari 8% di hari Selasa, dan lebih dari 3% kemarin.
Grafik di bawah ini menunjukkan pergerakan roller coaster lira Turki akibat kebijakan Erdogan.
Berbicara setelah pertemuan Kabinet, Erdogan mengumumkan beberapa kebijakan yang akan meringankan beban lira Turki. Pemimpin yang sudah berkuasa selama 20 tahun ini mengatakan dengan kebijakan tersebut warga Turki tidak perlu mengkonversi lira menjadi mata uang asing selama lira crash, termasuk memberikan jaminan deposito.
"Kami menghadirkan alternatif keuangan bari bagi warga yang ingin meringankan kekhawatiran mereka saat melihat tabungan akibat kenaikan nilai tukar," kata Erdogan sebagaimana dilansir Reuters, Senin (20/12/2021).
Erdogan juga menyinggung mengenai pemangkasan suku bunga yang dilakukan bank sentral Turki (TCMB). Kebijakan TCMB yang agresif memangkas suku bunga saat inflasi tinggi menjadi pemicu jebloknya lira. Tetapi menurut Erdogan, pemangkasan suku bunga pada akhirnya akan menurunkan inflasi.
"Dengan pemangkasan suku bunga, kita akan melihat inflasi mulai turun dalam beberapa bulan ke depan. Negara ini tidak akan lagi menjadi surga bagi mereka yang kekayaannya bertambah akibat suku bunga tinggi," kata Erdogan.
John Doyle, vice president dealing dan trading di Tempus Inc. mengatakan rencana pemerintah Turki membuat nilai tukar lira menguat tajam.
"Hal paling penting adalah pemerintah mengatakan mengganti kerugian dalam deposit lira jika mata uang tersebut mengalami pelemahan lebih dalam dari suku bunga yang diberikan bank. Meski pemerintah tidak mengatakan bagaimana mereka akan mengeksekusi rencana tersebut," kata Doyle.
(CNBC)