Fida, Masjid dan Awan Panas
Anak berkerudung hijau yang berlari kencang menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Semeru ditemukan selamat. Anak perempuan bernama Nurfida (7) ini menyelamatkan diri ke masjid.
Sebelumnya, video Fida sempat viral mendunia. Dalam video, Fida terlihat berkejaran dengan kepulan awan panas yang membumbung tinggi di belakangnya.
Kisah Fida yang selamat ini dibagikan relawan Little Project Indonesia di Instagramnya @littleproject.idn. Para relawan berkesempatan bertemu dengan Fida.
Berikut kisahnya:
Dialah Fida, anak perempuan berkerudung berlari kencang saat di video yang tersebar di media sosial terkhusus WhatsApp ketika awal-awal terjadi erupsi Semeru, itulah video yg membuat kami tersentak betapa gawatnya situasi saat itu, awan abu-abu yang membumbung tinggi siap menyergap orang-orang dibawahnya.
Saat itu Fida sedang mengaji seperti biasanya, sampai tiba-tiba..
Gemuruh letusan Semeru pun menyentakan semua orang, sang Ustadz langsung menginstruksikan agar murid-muridnya berlari menyelamatkan diri.
Insting Fida yang saat itu sangat takut membuat dia lari sekenceng-kencangnya bagaimana caranya agar selamat..
Lari dan terus berlari..
Masjid menjadi pilihannya untuk berlindung, tempat yang membuat dia merasa menjadi aman akan ancaman bahaya.
Seluruh orang kalut akan kengerian saat itu, aroma kematian sudah didepan mata dan Fida entah dimana tidak diketahui oleh sanak keluarganya..
Sampai saatnya aman baru masyarakat mencari mana-mana keluarganya yang menghilang.
Dan Alhamdulillah Fida selamat dalam perlindungan Allah disalah satu rumah Allah. 6 jam Fida bertahan di dalam Masjid sampai dia diketemukan pukul 9 malam oleh sanak keluarganya.
Sungguh erupsi ini banyak yang Allah berikan pelajaran bagi kita hambanya yang dhoif ini.
Suatu Pengabdian, cinta kasih dan Allah tempat bergantung segala sesuatu.
رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
***
Sore itu di waktu Ashar memang tak ada yang menyangka awan panas maut akan keluar dan menelan desa-desa. Tidak pengamat, tidak ilmuwan, tidak otoritas, tidak juga warga. Pasalnya perut lava Semeru telah lama bergejolak sejak 9 tahun lalu.
Iya, statusnya sudah waspada mulai tahun 2012, menurut penjelasan teman-teman PVMBG, badan resmi negara kita yang kini bertanggung jawab jadi "juru kunci" masalah vulkanik.
Dalam 9 tahun status waspada, warga telah terbiasa dengan puluhan kali letupan dan guguran lava setiap hari. Selama itu tak pernah sekalipun terjadi insiden maut, semua skalanya kecil, tak bisa menjangkau pemukiman maupun tempat menambang pasir.
Ternyata hujan deras di puncak mengubah cerita. Air memicu longsoran, air juga menguap dan membentuk awan panas bertekanan tinggi yang sanggup meluncur lebih jauh beberapa km.
Segala puji untuk Allah, semoga yang selamat makin dikokohkan imannya, dipulihkan kehidupannya, bahkan menjadi jauh lebih baik. Dan yang meninggal, semoga diampuni semua dosanya dan diberi kenikmatan yang tak terkira.
Sumber: Laporan relawan Yudhi Pratama Putra