[PORTAL-ISLAM.ID] Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) bongkar tindakan bejat Bripda Randy Bagus Hari Sasongko kepada Novia Widyasari Rahayu.
Tindakan bejat Bripda Randy Bagus itu terungkap dalam aduan yang dilayangkan Novia Widyasari.
Novia Widyasari mengadukan Bripda Randy Bagus ke Komnas Perempuan melalui internet pada Agustus lalu.
Dalam aduan itu, sejak berpacaran dengan Bripda Randy Bagus pada 2019, Novia sudah mengalami kekerasan.
Hal itu diungkap Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (6/12/2021).
Siti menyebut, selama berpacaran, Novia telah menjadi korban kekeraran dalam pacaran.
“Kemudian ia menjadi korban eksploitasi seksual dan aborsi,” ungkap Siti.
Paksa ML untuk Gugurkan Kandungan
Siti menyebut, dalam laporan ke Komnas HAM, Novia mengaku berulang kali menolak melakukan aborsi.
Akan tetapi, Bripda Randy Bagus terus memaksa Novia menggugurkan kandungan.
Untuk menggugurkan kandungan, Novia dipaksa Bripda Randy Bagus meminum obat-obatan dan jamu.
Yang cukup mengejutkan, polisi bejat itu juga memaksa Novia melakukan hubungan seks.
Alasannya, untuk menggugurkan janin yang ada di dalam perutnya.
Siti bahkan menyebut, pemaksaan hubungan seksual oleh Bripda Randy Bagus itu tidak wajar.
“Karena anggapan bahwa sperma akan dapat menggugurkan janin atau kandungan,” ungkap Siti.
Ogah Nikah, Selingkuh, tapi Ogah Putus
Siti mengungkap, Bripda Randy Bagus juga selalu mengelak saat diminta pertanggungjawaban ketika mengandung.
Salah satunya, permintaan Novia agar Bripda Randy Bagus menikahinya.
Randy Bagus beralasan, masih memiliki kakak perempuan yang belum menikah.
Alasan lain, Bripda Randy Bagus tak ingin karir di kepolisian hancur karena menikahi Novi.
Kebejatan lain Bripda Randy Bagus adalah malah menjalin hubungan dengan wanita lain.
Akan tetapi, polisi bejat itu tak mau memutuskan hubungan dengan Novia.
Bripda Randy bersikeras mempertahankan Novia dan tak memperbolehkan mengakhiri hubungan dengan dirinya.
Menyakiti Diri Sendiri
Hal itu yang kemudian disebut Siti mengakibatkan Novia Widyasari menjadi depresi.
Korban disebut Siti menjadi merasa tak berdaya, dicampakkan, dan disia-siakan.
Kondisi serba salah itu kemudian membuat Novia Widyasari menyakiti dirinya sendiri.
Salah satunya, dengan memukulkan sebuah batu ke kepalanya hingga membuat Novia harus mendapat perawatan medis.
“Berdasarkan konsultasi dan pengobatan ke psikiater, didiagnosa OCD gangguan psikosomatik dan lainnya,” beber Siti.
Pihaknya saat itu langsung merujuk Novia Widyasari mendapat layanan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Mojokerto.
Sayangnya, Novia baru menjalani dua kali konseling saja pada November kemarin.
Sedangkan sesi konseling lain yang sudah dijadwalkan, tidak pernah dijalani Novia yang memutuskan mengakhiri hidupnya.
“Ketika akan dilakukan sesi berikutnya korban sudah meninggal,” tandas Siti.