[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Ketua Umum Majelis Indonesia (MUI) Anwar Abbas melontarkan kritik keras terhadap pemerintah. Inti kritik yang dilontarkan, Anwar Abbas menyatakan kesenjangan ekonomi semakin terjal dan banyak warga belum sejahtera.
Kritik tersebut disampaikan Anwar Abbas langsung di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Pembukaan Kongres Ekonomi Umat ke-2 MUI Tahun 2021, Jumat (10/12/2021).
Lantaran kritik tersebut, Presiden Jokowi pun tidak jadi membaca teks pidato yang sudah disiapkan, namun langsung menanggapi Anwar Abbas.
"Tadi saya disiapkan bahan sambutan seperti ini banyaknya. Tapi setelah saya mendengar tadi Dr Buya Anwar Abbas menyampaikan, saya nggak jadi juga pegang ini. Saya akan jawab apa yang sudah disampaikan oleh Dr Buya Anwar Abbas. Akan lebih baik menurut saya di dalam forum yang sangat baik ini," ujar Jokowi dalam acara pembukaan kongres tersebut, disiarkan via YouTube Official TVMUI, Jumat (10/12/2021).
Berikut 3 kritik Anwar Abbas yang bikin Jokowi ogah baca teks pidato:
(1) Kesejahteraan belum merata
"Saya rasa pemerintah kita sudah berhasil mensejahterakan rakyatnya, tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan mereka-mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu mereka-mereka yang ada di kelompok usaha besar, dan menengah serta usaha kecil," kata Anwar Abbas
"Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultra mikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah, terutama oleh dunia perbankan. Sehingga akibatnya kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat kita tampak semakin terjal," sambung Anwar.
(2) Ketimpangan bidang pertanahan
Anwar Abbas juga menyinggung soal ketimpangan di bidang pertahanan dimana 1 persen penduduk menguasai 59% tanah di negeri ini. Dia menyebut hal ini sebagai sesuatu yang memprihatinkan.
"Cuma dalam bidang pertanahan, indeks gini kita sangat memprihatinkan itu 0,59, artinya 1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang jumlahnya sekitar 99 persen itu hanya menguasai 41 persen lahan yang ada di negeri ini," ujar Anwar.
(3) Ketimpangan pendapatan
Anwar kemudian menyampaikan data mengenai indeks GINI ekonomi. Dia menyoroti soal indeks GINI yang mengalami penurunan.
"Itu bisa kita lihat dalam indeks GINI ekonomi kita yang berada pada angka 0,39. Kalau saya tidak salah, sebelum Pak Jokowi 0,41 ya, tetapi begitu kepemimpinan negeri ini diambil oleh Pak Jokowi, turun menjadi 0,39," kata Anwar.
Terakhir, Anwar Abbas mengingatkan pemerintah jangan membiarkan kesenjangan ekonomi itu tersebut terus berlangsung karena akan menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian.
"Bila hal ini terus berlangsung, maka tentu dia akan menciptakan sesuatu yang tidak baik. Karena dia akan menimbulkan kesenjangan sosial yang dari tahun ke tahun akan semakin tajam dan tajam. Dan hal itu tentu jelas tidak baik dan akan sangat berbahaya karena dia sangat potensial akan mengganggu stabilitas dan rasa persatuan dan kesatuan di antara kita sebagai warga bangsa. Di samping itu, dari perspektif ekonomi tentu saja daya beli masyarakat kita secara agregat tidak akan bisa naik secara signifikan," tuturnya.
[Video - Tanggapan Presiden Jokowi]
Jokowi jawab pernyataan waketum MUI Buya Anwar Abbas soal "1 Persen Penduduk Kuasai Separuh RI".
— Romitsu Top (@RomitsuT) December 10, 2021
Kok Terihat Emosi ?
Buya harus siap siap nih ....🤔 pic.twitter.com/w5V3w1dNlG