Oleh: Erizal
Pilpres 2024 terasa lebih cepat. Dukungan terhadap bakal capres sudah mengental. Para relawan tak berhubungan langsung dengan para bakal capres yang didukung? itu mustahil. Tak ada asap, kalau tak ada api. Begitulah.
Mungkin karena Jokowi sudah dua periode. Maka, bakal capres terasa lebih cepat muncul. Ini bentuk dukungan publik juga bahwa Jokowi tiga periode itu sebetulnya minoritas. Hasil survei juga mengental seperti tak bergerak lagi.
Anies, Ganjar, Prabowo. Selalu begitu. Susul menyusul. Kejar-kejaran. Silih-berganti. Antara satu hasil survei dengan hasil survei lainnya. Nama lain juga muncul, tapi kecil-kecil. Seperti tak bakal sampai napasnya, hingga 2024 nanti.
Tapi, beberapa kali pilpres juga, nama-nama yang muncul sebagai pemenang justru muncul di akhir. SBY, misalnya. Termasuk, Jokowi. Muncul di akhir dan keluar sebagai pemenang. Apalagi, bakal wapres. Muncul tak terduga.
KH Ma'ruf Amin, misalnya. Siapa yang menduga? Mahfud MD yang jahit baju, Ma'ruf Amin yang memakai. Termasuk, Sandiaga Uno. Faktor pembiayaan politik yang paling siap, akhirnya dia yang berangkat. Ini juga penting.
Jadi, baliho-baliho yang kini beredar seperti Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Dr. Salim, itu sebentuk usaha. Tapi acap kali tak berbuah. Karena tak muncul dalam percakapan hari-hari. Kalaupun muncul, dianggap tak mungkin saja.
Soal syarat pencalonan (20%) juga penyebab, hingga pembicaraan bakal capres ini mengental. Syaratnya, tinggi dan menjadi elitis. Melihat keragaman Indonesia, itu terlalu simpel diwakili satu dua atau tiga bakal capres saja. Tapi, kita pernah trauma juga dengan calon yang banyak.
Tak siap hiruk-pikuk yang ramai, tak siap juga mengental menjadi dua kubu besar yang saling menafikan. Dampaknya sama-sama buruk. Apalagi kalau dua kubu besar itu, akhirnya sama-sama masuk kabinet seperti sekarang.
Itu juga tak kalah memuakkan. Seolah para pendukung dari kedua belah pihak seperti ayam aduan saja. Habis pertandingan, tuannya duduk bareng sambil ngopi-ngopi. Sementara ayam aduan sudah luka-luka, bahkan tewas.
04/11/2021