[PORTAL-ISLAM.ID] Gatot Nurmantyo mengungkapkan pernah mengirim intelijen ke rumah Marsekal Hadi Tjahjanto.
Langkah itu dilakukan dengan sengaja untuk mengambi informasi penting di rumah Marsekal Hadi.
Tapi jangan negatif pikiran dulu ya, Gatot kirim intelijen dalam momen saat Presiden Jokowi telah mengajukan Marsekal Hadi untuk menggantikan Gatot sebagai Panglima TNI pada 2017.
Gatot blak-blakan mengungkapkan hal itu dalam wawancara Forum Keadilan lho pada Oktober lalu.
Gatot Intelijen ke Marsekal Hadi
Gatot mengatakan ada tujuan mengirim intelijen kr rumah Hadi.
Itu dalam rangka menyambut Hadi yang akan menggantikan dia sebagai Panglima TNI. Gatot ingin tahu apa saja sih kesukaan Marsekal Hadi da istri.
“Saya ngirim intelijen ke rumah Pak Hadi. Oh Ibu Hadi kesukaannya buah ini, sabunnya ini, Pak Hadi sukanya ini. Jadi begitu beliau masuk rumah dinas, semua kondisi sudah disesuaikan dengan kesukaan pejabat yang baru. Setelah saya serahkan kunci rumah, semua barang-barang sesuai dengan kesukaan Pak Hadi masuk,” kata Gatot.
Nah bukan memperlakukan ini kepada hadi saja lho. Gatot mengatakan tradisi menyambut penggantinya dengan menyiapkan barang kesukaan penggantinya itu pernah ia lakukan sebelum jadi Panglima.
Jadi waktu Letjen Gatot menjabat Dankodiklat dan digantikan oleh Letjen Lodewijk Fredrich Paulus pada 2013, juga menyambutnya dengan spesial.
“Saya siapkan rumah dinas sesuai kesukaannya, saya sambut dengan kegiatan yasinan dengan anak yatim. Selamat datang di Kodiklat, semua sudah saya persiapkan untuk Abang,” jelas Gatot kala itu.
Marsekal Hadi Jadi Panglima
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto resmi menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, setelah secara resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat 8 Desember 2017.
Pelantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83 TNI Tahun 2017, tanggal 8 Desember 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia.
Dilanjutkan penyematan tanda pangkat dan jabatan oleh Presiden RI Joko Widodo kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Selanjutnya, Presiden RI Joko Widodo memimpin pengambilan sumpah jabatan secara Islam dan diikuti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
“Demi Allah saya bersumpah bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini baik langsung maupun tidak langsung dengan rupa atau dalih apapun juga tidak memberi tahu menyanggupi akan memberikan sesuatu kepada siapa pun juga.”
“Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian rupa apa saja dari siapa pun juga yang saya tahu atau patut dapat mengira bahwa ia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya. Bahwa saya akan senantiasa menjunjung tinggi sumpah prajurit.” [hops]