'Di poles-poles'
Kalian tahu, kapan kalian bisa menyaksikan kebohongan-kebohongan tingkat tinggi disajikan?
Saat pemimpin dunia bertemu, dan mereka membahas tentang perubahan iklim, lingkungan, dkk. Wah, kocak. Semua pemimpin ngoceh, berebut, saling sombong, jika mereka adalah negara yg paling peduli lingkungan. Lantas saling puji, saling bersorak.
Sampai lupa, pemimpin-pemimpin ini dulu jadi presiden, jadi perdana menteri, mereka dapat donasi, support justru dari perusahaan yg merusak lingkungan.
Tapi terserahlan, dusta-dusta mereka diurus saja sama rakyat mereka. Saya khusus mau bahas tentang Indonesia saja.
Nah, jika di forum internasional ada yang bilang: LAJU deforestasi turun signifikan di Indonesia, maka itu adalah omong kosong.
Silahkan buka datanya, silahkan bentangkan secara transparan angka-angkanya. Dan kamu jangan bermain gaya bahasa dong.
Apa itu deforestasi? Simpel: hutan dihabisi. Entah berubah jadi lahan perkebunan sawit, entah jadi lahan pangan, industri, pemukiman, dll.
Tahun 2003-2011, ada 2,4 juta hutan di Indonesia yang remuk. Tahun 2011-2019, ada 4,8 juta hutan yang habis. Dimananya turun? Dobel! Ooooh, ternyata maksud dia, data 2019-2020, turun memang, karena pandemi. YES! Indah sekali bermain kalimat kamu, ngalah-ngalahin penulis novel.
Ketahuilah, 20 tahun terakhir, perkebunan sawit di Indonesia itu gila-gilaan, crazy, menghabisi hutan. Ujung ke ujung, diserbu sawit. Karena didukung habis-habisan. Menteri superman malah bilang, 'saya buldoser yg menentang sawit' Mantap kan.
Juga jangan lupakan, pemukiman, lahan pangan, itu proyek-proyek raksasa pangan, wuiih, cek deh, kamu ngambil hutan nggak?
Ayolah, Kawan, ada batasnya loh pencitraan itu. Nah, kalau kamu bilang laju deforestasi turun, kamu cuma fokus 2019-2020, dasar ambyar, dunia lagi pandemi, siapa pula yg sibuk mau bakar hutan buat jadi perkebunan sawit? Mau keluar dikit saja ditanya PCR/antigen. Kamu potong datanya, hanya fokus ke 2019-2020. Whaat?
Tapi sayangnya, di dunia hipokrasi hari ini, orang-orang memang memilih data yg dia suka, memilih angka yg bisa dia poles.
Coba kamu perhatikan kalimat-kalimat indah ini:
"Indonesia berhasil menurunkan deforestasi 75,03% di periode tahun 2019-2020, hingga berada pada angka 115,46 ribu ha. Angka ini jauh menurun dari deforestasi tahun 2018-2019 sebesar 462,46 ribu ha."
Itu benar, Bambaaang! Tapi elu cuma fokus ke setahun terakhir saat pandemi. Memangnya 2018-2019 yg gila sekali nyaris setengah juta ha habis itu nggak elu lihat?
Indah sekali saat data-data ini jadi pidato di pertemuan pemimpin dunia. Dia potong persis di data yang tahun paling dia suka. HOREE!! Hingga lupa, setelah pandemi berakhir, pesta-pora bikin perkebunan sawit tambah menggila, bikin lahan-lahan pangan raksasa juga semakin banyak.
Dan kocaknya, pemimpin-pemimpin dunia ini bergaya bilang tentang iklim, lingkungan hidup, ehem, hingga lupa, boleh jadi di kabinet mereka lah, menteri-menteri pemilik perusahaan-perusahaan besar seperti kelapa sawit, batubara, dkk, dll.
Hipokrit.
Adik-adik sekalian, pastikan kalian memiliki literasi yang baik, agar kalian tidak dibohongi hal-hal begini. Dan lebih-lebih, agar kalian bisa mendidik sekitar, biar tidak dibohongi secara massif.
Ini teh sama dengan ada partai yang berisik bilang, 'katakan tidak pada korupsi!', 'kami ini paling bersih!' 'kalau ada koruptor nanti ibu pecat dari partai!'' tapi elit-elitnya, koruptor kabeh.
(By Tere Liye)
*fb