[PORTAL-ISLAM.ID] Sudah tiga pekan lebih banjir di Sintang, Kalimantan Barat belum surut. Bahkan banjir itu disebut yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Gubernur Kalimantar Barat (Kalbar) Sutarmidji menyebutkan masalah penggundulan hutan (deforestasi) dan pertambangan jadi penyebab utama banjir di beberapa wilayahnya belakangan ini, termasuk Sintang.
“Kalau sekarang ini lebih banyak karena deforestasi dan pertambangan tidak diikuti dengan menangani tempat pembuangan, aliran air dan sebagainya,” kata Sutarmidji dalam wawancara di TV One, Selasa (9/11/2021).
Sutarmidji membandingkan penyebab banjir itu dengan banjir tahun 1963. Menurutnya, ada perbedaan antara penyebab banjir saat ini dengan tahun tersebut.
Ia berkata, banjir tahun 1963 dipicu oleh perubahan iklim bukan deforestasi. Sebab, saat itu aliran sungai dan serapan air masih terbilang bagus.
Orang nomor satu di Kalbar itu menjelaskan kondisi hutan di Kalbar yang sudah habis lantaran Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) banyak diberikan kepada perusahaan. Sehingga, lahan konsesi lebih banyak dibanding dengan hutan yang ada.
Pernyataan Sutarmidji itu justru bertolak belakang dengan pidato Presiden Joko Widodo di Konferensi Tingkat Tinggi perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021).
Jokowi mengatakan laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir.
Kemudian, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) turun 82% di tahun 2020.
Di sisi lain, Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 sampai 2019. [fajar]