Gara-gara Bermodal Terjemah, Akhirnya Non-Muslim Dianggap Masuk Surga
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa yang boleh menjelaskan maksud al-Qur'an hanyalah orang yang telah memahami ilmu-ilmu al-Qur'an. Kata ilmu-ilmu di sini memakai redaksi jamak sebab memang banyak sekali ragam ilmu yang menjadi prasyarat pemahaman al-Qur'an. Di awal semua itu tentu saja pengetahuan terhadap bahasa Arab menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar sebab al-Qur'an sendiri berikut ilmu-ilmu tentangnya semuanya berbahasa Arab.
Celakanya saat ini banyak sekali orang yang sudah berani menjelaskan maksud ayat al-Qur'an tanpa menguasai satu pun ilmunya, bahkan bahasa Arab pun tidak bisa. Hanya bermodal terjemahan sudah berani menyimpulkan.
Contohnya yang sedang banyak dibahas saat ini adalah ayat ini:
إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ فِی نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۤۚ أُو۟لَـٰۤئكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِیَّةِ
Terjemahan Kemenag mengartikan demikian:
"Sungguh, orang-orang yang kafir DARI golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk". [Surat Al-Bayyinah 6]
Terjemah di atas adalah terjemahan yang tidak akurat sebab dapat membuat salah paham. Dan betul, kita lihat sekarang banyak yang salah paham gegara terjemahan tersebut. Mereka menyangka bahwa maksud "orang-orang yang kafir DARI golongan Ahli Kitab" adalah sebagian orang dari ahli kitab yang kafir. Dengan kata lain mereka mengira bahwa ahli kitab ada yang kafir dan ada yang tidak kafir lalu yang masuk neraka adalah yang kafir saja. Ini kesalahan fatal.
Salah kaprah ini adalah efek dari ketidaktahuan terhadap bahasa Arab dan hanya bermodalkan terjemahan yang kurang baik. Yang tepat adalah kata "من" dalam ayat itu bukan bermakna "dari" namun bermakna "yakni". Jadi, terjemah yang akurat adalah:
"Sungguh, orang-orang yang kafir, yakni golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam"
Jadi, yang dimaksud orang kafir yang akan masuk neraka adalah ahli kitab dan orang musyrik. Bila dibalik akan menjadi: ahli kitab dan orang musyrik adalah orang kafir yang akan masuk neraka. Sama sekali bukan sebagian ahli kitab yang kafir saja yang masuk neraka.
Dalam istilah teknis ilmu Nahwu, kata "min" di sana adalah "min bayaniyah", bukan "min tab'idiyah" sebagaimana disalahpahami. Min Tab'idiyah bermakna "sebagian" sedangkan min Bayaniyah bermakna "yakni" atau "berupa". Salah satu kitab tafsir yang menyebut secara eksplisit bahwa kata min dalam ayat tersebut adalah bayaniyah adalah Syaikh Ibnu Asyur dalam Tafsirnya yang berjudul at-Tahrir wat-Tanwir.
Yang mengerti bahasa Arab akan paham betul apa yang saya tulis ini. Sedangkan yang tidak paham mungkin akan bilang bahwa saya tidak ada apa-apanya dibandingkan para tokoh di kemenag yang menyetujui terjemahan tersebut sehingga tetap memilih terjemahan yang tidak akurat itu agar tetap bisa melestarikan kesalahpahamannya. Hehe...
Semoga bermanfaat.
(Abdul Wahab Ahmad)