FEMINIS OTAK MINIMALIS
Gara-gara ditagging bro Jun Alfarizi, saya jadinya singgah di Postingan "Kerennya" Mbak Nisa Alwis.
Saya sebenarnya bingung dengan orang-orang Model Mbak Nisa ini.
Kenapa ya selalu nyinyir dan meributkan para Perempuan muslimah yang berusaha menyempurnakan cara berpakaiannya?
Masalahnya dimana sih?
Kalau cerita mengaktualisasikan diri, saya pikir terlalu dangkal kalau sosok perempuan akan dinilai dari cara berpakaian atau pakaian yang dikenakannya.
Atau jangan-jangan Mbak Nisa ini secara tidak sadar mau menyampaikan kalau Perempuan harus dinilai dari bentuk tubuhnya. Jadi kalau ada perempuan yang berpakian tidak kelihatan lekuk tubuhnya, ya susah mengaktualisasikan dirinya.
Wow... sungguh feminis berotak minimalis!
Biasanya model Mbak Nisa begini ujung-ujungnya akan berusaha membenturkan Busana Muslimah yang mereka nyinyiri dengan "Busana Nusantara".
Anehnya, contoh Busana Nusantara itu selalu mereka tampilkan Baju Kebaya. Padahal Busana Nusantara itu ada Baju Adat Aceh, Minang dan Baju-baju adat lain yang umumnya di Sumatera cukup Islami.
Tapi karena memang pada dasarnya niat mereka adalah untuk menyerang Syariat, jadi yang diambil adalah bentuk busana yang berlawanan.
Karena Busana yang sesuai syariat Islam tertutup, maka mereka bandingkan dengan Baju Kebaya yang belum tertutup sempurna.
Pertanyaan saya, kenapa ngga dibandingkan juga dengan Baju Adat Perempuan Papua?
Atau Baju Adat Perempuan Bali pada tahun 1950-an dan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada masa itu, para Perempuan Bali sama sekali tidak menutup bagian pinggangnya ke atas.
Ayo, mbak Nisa. Coba sesekali menganjurkan Baju Tradisi ini!
Saya sendiri menganggap para Feminis Berotak Minimalis ini bersikap sangat munafik.
Selain alasan diatas (men-contohkan pakaian tradisi Nusantara cuma kebaya), mereka juga berbohong dan bersikap munafik atas tanggapan pakaian yang mereka kenakan.
Misalnya, ketika mereka berpakaian terbuka. Sebut saja menunjukkan paha dan belahan dada, ada laki-laki yang menatap langsung. Pasti disebut si Laki-laki otak mesum!
Lha, otak laki-laki normal memang diciptakan tertarik dengan lekukan tubuh lawan jenisnya.
Sekali lagi saya menceritakan laki-laki normal. Jadi mohon ditanggapi sebelum memberikan sanggahan.
Lagipula, perempuan yang sengaja berpakaian minimalis tujuannya kan emang menarik perhatian?
Kenapa saat kaum laki-laki menikmati pemandangan gratis yang disajikan, si Perempuannya marah dan menuduh si Laki-laki berotak mesum?
Misal kalau kita pura-pura cuek, si Perempuan juga marah. Menuduh kita hombreng! Serba salah.
Oh, iya. Saya sengaja tagging Mbak Nisa. Siapa tahu bisa diskusi di darat. Tentu saja saya ada syarat. Mbak Nisa dan kawan-kawannya harus berpakian tradisi Nusantara yang mereka agung-agungkan. Tapi pilihannya saya kasih dua: Baju Tradisi dari Papua atau dari Bali sebelum tahun 1950.
Ojo milih-milih dong kalau mau mengagungkan peninggalan tradisi leluhur bangsa kita.
Saya juga harus sampaikan. Sampai sekarang istri dan anak-anak Perempuan saya masih berhijab ala kadarnya. Tapi bukan menjadi alasan bagi saya untuk menyinyiri para Muslimah yang mantap memilih berhijab dengan sempurna.
Saya juga mau menjawab beberapa komentar di Postingan Mbak Nisa yang menganggap berhijab Sempurna akan membuat yang memakainya kepanasan.
Kita anggap saja komentar ini untuk perempuan yang terpaksa beraktifitas diluar atau bekerja diluar rumah.
Pertama, setahu saya bahan-bahan baju banyak yang adem kok. Kedua, kalau memang beraktifitas keluar, gunakan Kenderaan Pribadi yang pakai AC. Adem kok. Kerjalah di Ruangan ber AC. Dingin kok.
Di dalam Islam, Perempuan memang ngga diwajibkan ikut mencari nafkah. Martabat Perempuan sangat terjaga dan dijaga. Kalaupun si Perempuan (kalau sudah berkeluarga) ikut mencari uang, maka uangnya adalah miliknya pribadi sedangkan semua uang penghasilan suami adalah milik bersama.
Sebaliknya kalau si Perempuan belum berkeluarga maka semua kebutuhannya adalah tanggung jawab Ayah dan saudara-saudara laki-lakinya.
"Tapi ini kan di Indonesia bang? Banyak Perempuan yang terpaksa mencari nafkah ..."
Inilah akibat kalau kita beragama sama dengan model para Feminis Otak Minimalis ini. Selalu mencomot yang disukai dan meninggalkan yang tidak disukai.
Akibatnya sendi-sendi berbangsa kita juga jadi amburadul. Perempuan-perempuan bangsa kita bahkan dikirim jadi TKW ke Luar Negeri.
Ternyata jadi panjang yang pembahasannya?
Gini nih akibat saya gemas dengan kelompok-kelompok munafik yang selalu meributkan syariat.
Padahal bilang aja anti Islam kan beres?
(By Azwar Siregar)