[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Turki Tayyep Erdogan telah memerintahkan penyelidikan atas kemungkinan manipulasi mata uang setelah Lira turun tajam hingga rekor terendah terhadap dolar pekan ini, lapor Anadolu Agency (27/11/2021).
Menurut Anadolu Agency, Erdogan telah menugaskan Dewan Pengawas Negara, sebuah badan audit negara, untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga yang telah membeli sejumlah besar mata uang asing dan untuk menentukan apakah ada manipulasi yang terjadi.
Lira jatuh ke rekor terendah pekan ini setelah Erdogan berjanji untuk tetap dengan kebijakan penurunan suku bunga.
Lira telah kehilangan sebanyak 45% dari nilainya tahun ini, dengan sekitar setengah dari kerugian itu terjadi dalam dua pekan terakhir.
“Kami melihat adanya permainan dalam nilai tukar, suku bunga, dan kenaikan harga oleh mereka yang ingin mendorong negara kami keluar dari kestabilan,” kata Erdogan dalam pidatonya.
Demo Turunkan Erdogan
Akibat jatuhnya mata uang lira terhadap dolar, di beberapa kota massa melakukan unjuk rasa.
Dilansir Al Arabiya (23/11/2021), para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di ibu kota Turki, Ankara, serta kota terbesar di negara itu, Istanbul. Mereka marah dan menuntut pengunduran diri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Menghadapi itu, Erdogan mengumumkan negaranya tengah menghadapi “perang”. Bukan baku tembak yang ia maksud tapi “perang perekonomian”.
Dalam rapat kabinet Senin (21/11/2021) waktu setempat, Erdogan membela kebijakannya saat ini yang mengkampanyekan pemotongan suku bunga. Kebijakan ini membuat lira terus ambruk terhadap dolar Amerika.
“Kita melihat permainan yang dimainkan oleh mereka atas mata uang, bunga, dan kenaikan harga … dan menunjukkan keinginan kita untuk melanjutkan rencana permainan kita sendiri,” katanya.
“Kami akan muncul sebagai pemenang dari ‘perang ekonomi’ ini dengan bantuan Allah dan rakyat kami,” lanjut Erdogan.
Erdogan sejak lama menggambarkan suku bunga sebagai ‘musuh’. Ia bersikeras bahwa menaikkan suku bunga sebenarnya justru memperburuk inflasi bukan sebaliknya.(*)