[PORTAL-ISLAM.ID] Ustaz Abdul Somad alias UAS menceritakan ‘pengorbanannya’ saat mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di pemilihan presiden atau Pilpres 2019 lalu. Dia mengatakan, sejak saat itu, banyak kalangan yang mulai mem-bully-nya. Lantas, bagaimana penuturan lengkapnya?
Disitat melalui video yang tayang di saluran Youtube Refly Harun, UAS mengatakan, dukungan yang diberikannya untuk Prabowo sudah melalui pertimbangan matang dan panjang. Kala itu, menurutnya, sosok yang kini menjabat sebagai Menhan tersebut memiliki ide dan gagasan yang baru.
Lebih lagi, kata dia, dukungannya itu tidak diputuskan sendiri, melainkan juga berkat saran dan masukan dari para ulama di Indonesia.
“Saya tidak berpikir sendiri, saya mendengarkan fatwa ulama, ulama yang melihat dari analisa, ulama yang batin yang selalu mendapatkan inspirasi, wahyu sudah terputus tapi mereka masih dapat ilham karena kejernihan hati, mereka yang menyuruh saya,” ujar Ustaz Abdul Somad, dikutip Hops, Minggu 7 November 2021.
Namun setelah menyatakan secara terbuka mengenai dukungannya terhadap Prabowo, Ustadz Abdul Somad justru mengaku mendapat perlakuan kurang menyenangkan. Penceramah berdarah Sumatera tersebut mengaku, dirinya seringkali di-bully dan dibenci para jamaahnya setelah menyatakan diri mendukung Prabowo di Pilpres 2019.
“Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan, agar umat tidak menyalahkan saya di masa yang akan datang, agar saya tidak abu-abu, saya punya prinsip, meski saya harus membayar harga mahal dengan di-bully dan kebencian, dengan putus persahabatan dan lain-lain,” tuturnya.
Dukung Prabowo, ceramah UAS kerap dibatalkan
Bukan hanya dibenci banyak orang, keputusannya mendukung Prabowo juga membuat ruang gerak ceramahnya terbatas. Bahkan, tak sedikit instansi yang membatalkan undangannya setelah tahun dirinya berpihak pada Capres tertentu.
“Ada satu BUMN yang sudah menyiapkan 3000 nasi kotak, tiba-tiba membatalkan 3 jam sebelum tabligh akbar, ada BUMN yang mengundang saya setahun sebelumnya, dibatalkan seminggu sebelum hari H, ada juga yang siap-siap umroh 600 orang, dibatalkan, saya bukan penjahat,” kata dia.
Meski demikian, UAS mengaku, dirinya tak pernah kecewa terhadap keputusan yang telah dirinya ambil. Sebab, menurutnya, setiap keputusan masih memiliki konsekuensinya masing-masing.[hops]