[PORTAL-ISLAM.ID] Buzzer pendukung Jokowi mencemooh Presiden SBY karena tidak pernah jadi Presidensi KTT G20. SBY lantas dianggap presiden gagal karena tidak seperti Jokowi yang ditunjuk sebagai Presiden KTT G20 tahun depan 2022 di Bali.
Menanggapi hal tersebut, politis Demokrat Rachland Nashidik lantas menyebut bahwa menjadi Presidensi G20 itu sifatnya bergilir, dan bukan ditentukan oleh hebat atau tidaknya seorang pemimpin negara.
"Itu giliran, dek," ujar Rachland Nashidik di akun Twitter @raclannashidik pada Senin, 1 November 2021, menanggapi ocehan buzzer.
Apa yang disampaikan Rachland Nashidik memang benar.
Dikutip dari SEJARAH SINGKAT G20 yang dilansir oleh situs Sherpa G20 Indonesia, disebutkan:
"G20 tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (Presidensi) yang ditetapkan secara consensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya. Guna memastikan seluruh pertemuan G20 lancar setiap tahun, Presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan presidensi selanjutnya (disebut Troika) secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20."
JADI.. pemilihan tuan rumah atau Presidensi G20 bukan karena kehebatan presidennya, tapi giliran berdasarkan sistem rotasi kawasan.
Berikut list negara-negara tuan rumah G20 sejak berdirinya:
2008: Washington, Amerika Serikat
2009: London, Inggris
2010: Toronto, Kanada
2010: Seoul, Korea Selatan
2011: Cannes, Prancis
2012: Los Cabos, Mexico
2013: St. Petersburg, Rusia
2014: Brisbane, Australia
2015: Antalya, Turki
2016: Hangzhou, RRC
2017: Hamburg, Jerman
2018: Buenos Aires, Argentina
2019: Osaka, Japan
2020: Riyadh, Arab Saudi
2021: Roma, Italia
2022: Bali, Indonesia