BUZZER HITAM
Oleh: Joko Intarto
"Boss saya bukan mata duitan. Buktinya dia mau menyumbang sampai puluhan miliar rupiah." Begitu kurang lebih maksud penjelasan seorang juru bicara.
Benarkah ucapan Si Jubir? Belum tentu. Mengapa?
1. Sumbangan itu dikelola sendiri, tidak melalui lembaga pengelola donasi. Jadi yang tahu hanya Si Tokoh dan Tuhan. Si Jubir pun belum tentu tahu angka sumbangan yang sebenarnya. Bisa saja angka itu "titipan" bossnya.
2. Coba kalau sumbangan itu disalurkan lewat lembaga pengelola donasi seperti Baznas, Dompet Dhuafa atau Lazismu. Pasti dicatat nilai sumbangannya dan dipublikasikan nilai nominalnya. Apakah benar mencapai puluhan miliar rupiah atau kurang daripada itu?
3. Lembaga pengelola donasi wajib mencatat semua donasi yang diterima, baik yang wujudnya uang maupun natura. Kalau donasi berbentuk barang, lembaga itu akan mengonversi ke dalam nilai nominal. Pencatatan harus akurat. Tidak boleh di-mark up maupun disunat.
4. Pada akhir tahun lembaga pengelola donasi wajib mengikuti audit: Audit kinerja keuangan, audit kinerja manajemen dan audit ketaatan pada ketentuan syariah. Proses audit tidak dikerjakan lembaga itu sendiri. Melainkan dilakukan pihak lain yang memiliki kompetensi dan credible.
5. Semakin mendekati waktu pemilu, semakin banyak orang-orang baik yang muncul. Salah satu tanda orang baik adalah peduli. Salah satu bentuk peduli adalah berdonasi. Sayangnya banyak yang pura-pura berdonasi. Begitu gagal dalam pertarungan politik, banyak juga yang tidak tahu malu meminta kembali sumbangannya.
6. Membangun persepsi orang baik saat ini juga kian mudah. Rekrutlah banyak buzzer hitam, suruh mereka membuat konten yang mengesankan seseorang itu sebagai tokoh baik. Dengan honor tak seberapa, para buzzer haus darah akan menyambar tawaran pekerjaan itu.
Pelan-pelan saya buka informasi terkait sumbangan puluhan miliar rupiah itu. Luar biasakah? Ternyata biasa-biasa saja ketika saya tahu di balik sumbangan jumbo itu ada bisnis raksasa yang memberi keuntungan triliunan rupiah.
Buzzer hitam memang luar biasa: Nggombalnya. Nggorengnya.
(fb)