Elemen bangsa ini khususnya umat Islam, jangan hanya berhenti pada perdebatan sejarah dan kepantasan seorang Yaqut menyampaikan statemen "Kemenag adalah hadiah untuk NU", karena itu jelas sekali pemuratbalikan data dan fakta serta mencari-cari "kata kemudian".
Saya melihat itu adalah cara berkelit yang tidak elok. Jangankan meminta maaf, eh malah mengemukakan alasan tertawaan nalar dan candaan kasar.
Pernyataan internal sampai qiyas kepada cengkrama suami isteri, menunjukkan bahwa umat ini telah jadi permainan dan objek perencanaan yang jauh dari rasa kebangsaan dari mereka yang nihil sikap kenegarawanan.
Saya melihat sudah saatnya membuka tabir rasa segan selama ini dan menyatakan bahwa "hadiah khusus" itu telah dia laksanakan jauh sebelum dia berucap.
Apa gunanya menipu diri kita sendiri dengan mengatakan "rumah kita bersama" di saat halamannya saja berpantang untuk dijejaki.
Apakah tidak cukup bukti di berbagai daerah, NUisasi terjadi di tengah institusi yang dipimpin Yaqut tersebut?!
Saya sarankan kepada ormas mana saja yang diberi amanah mengurus bangsa dan umat, "menjadi besarlah tanpa menguruskan yang lain !!!"
Buya Gusrizal Gazahar
(Ketua Umum MUI Sumatera Barat)