Ternyata Giring PSI yang bohong, bukan Anies
Giring PSI menuduh Anies Baswedan pembohong, ternyata Giring yang bohong. Melihat dia diwawancarai oleh Deddy Corbuzier di podcast, sampai akhir obrolan saya tak dapat 1 saja bukti Anies berbohong 👉 https://youtu.be/ytduVeqvyb8
Argumennya lucu. Giring menuduh Anies pembohong bukan karena memang ada faktanya, tapi karena imajinasinya sendiri. Perhatikan omongannya: "Kenapa gue berani ngomong Anies pembohong karena dia itu berpura-pura memiliki rasa prihatin dan Jakarta baik-baik saja demi kepentingan 2024", kata Giring. Dia bilang Anies berpura-pura. Kaget juga saya. Apa dia merasa diri Tuhan yang bisa tahu seseorang sedang berpura-pura?
Kapan Anies pernah bicara soal rencana kontestasi 2024? Anies selalu bilang bahwa saat ini fokusnya adalah menyelesaikan amanah yang diembannya di Jakarta. Cek perkataan Anies saat membuka musrenbang 2021. "Musrenbang tahun ini untuk merencanakan kerja kita di 2022, maka harus fokus untuk menunaikan agenda yang telah menjadi komitmen kita pada RPJMD 2017-2022," kata Anies seperti dikutip media.
Giring menuduh Anies bohong karena bilang Jakarta baik-baik saja. Dimana Anies pernah bilang Jakarta baik-baik saja? Kalau Anies memang merasa Jakarta baik-baik saja, tak mungkin dong beliau bikin program memperbaiki Jakarta. Bikin 23 janji kampanye, menyusun RPJMD, membuat Peraturan gubernur tentang Kegiatan Strategis Daerah, Key Performance Indicator untuk jajaran pprov DKI, sistem reward and punishment, -- semua itu dibikin demi memastikan perbaikan Jakarta secara terarah dan terukur.
Giring mengambil contoh pidato Biden (bukan UN ya seperti yang dia bilang) soal Jakarta akan tenggelam. Ia keliru berasumsi bahwa masalah ini akan bisa diselesaikan semata oleh Gubernur. Global warming adalah persoalan semua orang di semua wilayah bumi. Tidak hanya Jakarta, banyak kota-kota dunia yang juga diprediksikan tenggelam di 2050. Di Indonesia ada 199 kota pesisir yg terancam tenggelam oleh banjir berkala, demikian laporan Kompas 👉https://t.co/ZV6AAeIsC1
Global warming disebabkan oleh banyak sebab, yang mayoritas diantaranya tak berada di tangan kewenangan seorang gubernur DKI. Penebangan hutan, industri, asap kendaraan dari BBM, penggunaan listrik, sampah plastik dsb. Siapa coba yang kasih ijin penebangan hutan, bukan gubernur kan? Siapa coba yang bikin banyak pembangkit listrik batu bara, bukan gubernur tuh. Siapa coba yang memberi insentif pembelian kendaraan bermotor murah, bukan gubernur.
Anies sendiri kebijakan-kebijakannya cenderung pro green. Melarang penggunaan kantung plastik sekali pakai, mendorong energi terbarukan dengan memasang panel surya di ribuan sekolah negeri dan gedung pemerintah, mendorong Trans Jakarta menggunakan kendaraan ramah lingkungan, membuat ratusan taman, menanam jutaan pohon dan semak.
Giring kelihatannya kurang membaca, sehingga menuduh Anies mengabaikan kualitas udara Jakarta. Padahal Anies tahu masalah dan sedang berupaya memperbaiki. Anies setuju dan menerima putusan pengadilan yang katakan Presiden, Menteri-Menteri dan 3 gubernur (Jakarta, Banten, Jabar) bersalah atas kualitas udara Jakarta yang buruk. Ketimbang banding, Anies memilih bekerja sama dengan warga untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta.
Bahkan sebelum putusan pengadilan, Anies membuat kebijakan 7 rencana aksi memperbaiki kualitas udara Jakarta. Diantaranya pembatasan lalu lintas kendaraan bermotor, mengontrol emisi kendaraan, mengontrol polutan dari industri, mendorong energi terbarukan.
Soal Formula E, Giring melakukan disinformasi yang mengesankan biaya penyelenggaraan mahal dan uang Rp 560 M hilang untuk bayar komitmen fee balap 2020 dan 2021 yang batal karena pandemi. Faktanya, Rp 560 M bukan hilang, bukan dipakai untuk 2 tahun penyelenggaraan saja, tapi utk 5 kali balapan.
Giring salah mengibaratkan interpelasi PDIP dan PSI seperti ayah menanyakan penggunaan kartu kredit anaknya. Tidak sama. Penggunaan kartu kredit tak disepakati dulu apa yang akan dibelanjakan dan berapa harganya, sehingga ayahnya perlu cek di tengah jalan. Berbeda dengan item anggaran Formula E di APBD yang sudah disepakati dengan DPRD menjadi Perda. Penggunaannya belum selesai, karena pandemi, eh mereka ribut menuduh uang hilang.
Giring berbohong mengatakan seolah Anies tidak mau bicara baik-baik, menuduh Anies inisiatif mengundang hanya 7 partai koalisi untuk makan malam. Keliru. Yang benar partai-partai itu sendiri yang justru minta ketemu Anies untuk dapat penjelasan. Tentu saja kalo mau PDIP dan PSI bisa juga minta penjelasan baik-baik, ketimbang memaksakan interpelasi yang tak disetujui mayoritas anggota DPRD.
Giring sebut soal kelebihan bayar seolah hanya terjadi di DKI. Padahal kelebihan bayar terjadi di hampir semua kementerian/lembaga/pemda yg diaudit BPK. Ada 4.051 masalah senilai Rp 8,28 Triliun, yang membuat kementerian/lembaga/pemda harus mengembalikan uang ke kas negara. Kinerja Pemprov DKI sendiri baik, diakui oleh BPK dengan memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian, 4 tahun berturut-turut di jaman Anies, yang sebelumnya tak pernah didapat Jakarta ketika dipimpin oleh Jokowi, Ahok, Jarot. Temuan audit BPK tahun 2020 yang dihebohkan itu sebenarnya lebih banyak soal administrasi bukan fraud.
Sampai habis mendenger podcast saya nggak dapat 1 saja bukti dari tuduhan Giring PSI bahwa Anies Pembohong. Yang ada malah kelihatan dia yang sengaja black campaign Anies karena menganggapnya berpotensi jadi saingan kandidat presiden 2024. Sengaja memfitnah Anies, karena Giring ingin mencalonkan diri jadi presiden.
Usul saya, judul podcast Deddy Corbuzier dengan Giring itu ganti saja supaya lebih mewakili isinya: Pembohong Yang Gagal Memfitnah. Lebih cocok.
Kering gagasan sambil cekikikan sepanjang obrolan. Very ugly. Kualitasnya ecek-ecek, tak heran ia mengaku takut mengkritik Pak Jokowi dan Pak Luhut.
By Tatak Ujiyati
(catatan pagi)