[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menanggapi polemik suara azan di Jakarta yang disorot media asing. Menurut Muhaimin, persepsi suara azan bising tersebut muncul di luar negeri, terutama di negara-negara yang mayoritas non muslim.
"Ya orang luar negeri mungkin bisa berpersepsi seperti itu, tapi belum tentu di dalam negeri. Ya kita lihat saja nanti," kata pria yang akrab disapa Gus Muhaimin dalam keterangan tertulis, Senin (18/10/2021).
Di sisi lain, ia juga meminta pihak berwenang untuk mempertegas aturan mengenai lantunan azan di Indonesia seperti yang dilakukan oleh banyak negara mayoritas muslim di dunia.
"Seharusnya ya diatur (lagi), diatur itu begini tidak bareng-bareng, gantian misalnya. Sekarang ini kan kalau bareng-bareng (azan) di detik yang sama nggak bisa didengerin memang mau dijawab yang mana. Jadi setiap masjid selisih satu menit gitu," usul Gus Muhaimin, seperti dilansir detikcom.
Kalau Ada Ratusan Masjid Bisa Selisih Berjam-jam
"Kota sebesar Surabaya dan Jakarta itu ada ratusan masjid dan Mushola. Jika masing-masing jeda 1 menit, adzan pertama sampai terakhir jedanya 200 menitan. Itu bisa selisih 3 jam. Itu waktu bicara pakai mikir apa ndak ya?" ujar @saidi_sudarsono menanggapi.
Kota sebesar Surabaya dan Jakarta itu ada ratusan masjid dan Mushola. Jika masing2 jeda 1 menit, adzan pertama sampai terakhir jedanya 200 menitan. Itu bisa selisih 3 jam.
— Sudarsono Saidi (@saidi_sudarsono) October 19, 2021
Itu waktu bicara pakai mikir apa ndak ya? pic.twitter.com/OfqSyk0qRw
Sd biasa saja 1400 tahun Islam baru sekarang di masalahin Azan. Ya udah azan aja sebagai mana biasa. Yg terganggu tutup kuping. Kan lebih gampang dari pada seluruh mesjid di jedahin hanya satu kuping.
— Lukman . Alie (@LukmanAlie2) October 19, 2021