Penzholiman Pada Anies Terasakan Oleh Penjual Martabak Di Palembang
Oleh: Geisz Chalifah
Sabtu 9 Oktober 2021 saya menghadiri acara pernikahan anak seorang sahabat di kota Palembang.
Selesai acara resepsi beberapa anak muda yang mendengar kehadiran saya di kota yang penuh kehangatan itu “menculik” untuk berdiskusi tentang Ibukota dan berbagai kebijakan Anies.
Setelah berputar-putar mencari warung kopi yang masih buka menjelang tengah malam kami sampai di Martabak Maheena jl pangeran SW subekti, simpang 4 kedaung Palembang.
Saat berbincang dengan anak-anak muda itu, penjual martabak bernama Ramadansyah menghampiri, memastikan apakah yang sedang duduk di warungnya itu Geisz Chalifah yang dilihatnya melalui media.
Sayapun mempersilahkan dia untuk duduk dan berbincang bersama kami. Lalu mengalirlah cerita dari berbagai berita yang dia ikuti, dia selami lalu berkesimpulan: Bapak Anies Baswedan Selalu Dizholimi.
Seorang pedagang martabak di pinggir jalan dengan hati nuraninya bercerita; Ketidakpuasan yang dia rasakan atas berbagai perlakuan yang menurutnya zholim yang dilakukan berbagai lembaga terhadap Gubernur DKI.
Sambil mendengarkan ceritanya ditengah malam itu saya mengirim WA pada Anies tentang Ramadansyah yang mendoakannya.
Hanya beberapa saat saja hp saya berbunyi lalu terjadilah perbincangan antara Anies Baswedan dengan Ramadansyah (Penjual Martabak yang masakannya bukan sekedar enak tapi lezat).
Ramadansyah tak menyangka malam itu dia bisa berbicara dengan Gubernur DKI Anies Baswedan secara langsung. Di akhir perbincangan dia tak lupa mendoakan sang Gubernur yang dikagumi kesabaran dan prestasinya dalam membangun ibu kota.
Seorang pedagang martabak yang jaraknya ratusan kilometer dari Jakarta, bisa merasakan ketidakadilan meyakini bahwa perlakuan terhadap Anies diluar kepatutan dari waktu kewaktu.
Namun dia optimis bahwa Sang Gubernur akan menyelesaikan tugasnya dengan baik sampai akhir masa jabatan.(fb)