Oleh: Naniek S Deyang
Pagiku... merenung atas banyak hal yang tidak terjawab. Bagaimana seorang Emak-Emak bisa menjadi pengarah lembaga riset yang akan mengarahkan soal nuklir sampai ruang angkasa?
Saya juga lagi mikir bagaimana kalau kereta api cepat Jakarta-Bandung yg duitnya kita utang dari Bank China, keretanya juga kita beli dari China dan pekerjanya juga sebagian dari China itu mangkrak atau tidak efisien? Soalnya yg jamin utang 86 Triliun itu pemerintah Indonesia, aset apa yg akan disita negara China kalau sampai kita gak bisa bayar?
Lagi mikir, itu gas yg dulu diekspor sama si Ibu ke China ternyata tiap tahun merugi ratusan miliar, apa gak bisa dihentikan tho? Wong industri pupuk kita kekurangan bahan baku pupuk (gas) sehingga pupuk kita harganya mahal, dan pupuk subsidi pun menghilang. Petani yg sudah susah dg sedih hati sebetulnya masih mau beli pupuk non subsidi tapi harganya terus naik. Terus gimana nasib petani kita? Memang semua jadi aneh dan paradoks. Bagaimana tidak? Punya bahan baku pupuk (gas) di ekspor, dan kita pas butuh bahan baku pupuk berupa gas malah impor. Piye iki Lur? Ini bukan salah Pemerintahan Pak Jokowi sih tapi salahnya si Ibu waktu jadi Presiden, dan salahnya pemerintahan Pak SBY yg memperpanjang kontrak, tapi apakah pemerintahan saat ini gak bisa melobi pemerintah China agar dikurangi ekspor yg sudah kontrak 20 tahun di jaman Megawati dan diperpanjang di jaman Pak SBY itu?
Lagi mikir di Jawa Timur saat ini lagi langka solar, petani sedih karena utk diesel air mau beli susah, sopir2 truck dan bus juga pada nangis karena solar langka.
Lagi mikir, utang pemerintah dan BUMN kok terus naik. Besok (20 Oktober) Pak Jokowi 7 tahun menjadi Presiden utang LN kita sudah membengkak 6.625 Trililiun. Tak kalah mengerikan utang luar negeri BUMN juga terus naik, karena banyak membangun infrastruktur dan penugasan dari pemerintah utang BUMN per Agustus 2021 sdh mencapai 873,8 Triliun.
Lagi mikir, bansos tunai dihapus, 9 juta subsidi penerima BPJS dihapus, pupuk subsidi langka, solar langka, tapi kok kereta api China yg invetasinya membengkak dari 86 Triliun menjadi 113,9 Triliun, akan diteruskan pakai uang APBN? Nangis saya π.
Saya lagi mikir, pembangunan Ibu Kota Baru investasinya sekitar 446 Triliun. Tahun 2019 Pak Jokowi bilang tidak akan menggunakan dana APBN, tapi nanti jangan2 kayak Kereta api China ujung2nya dibiayai dari utang oleh investor dg jaminan pemerintah RI, atau malah pakai APBN? Atau malah jaminannya tanah2 kita?
Saya lagi mikir, jujur saya senang dengan pembangunan jalan tol karena kita mudah kemana-mana, masalahnya kok ternyata jalan-jalan tol itu dibangun BUMN dan karena BUMN punya utang banyak maka jalan tol tersebut dijual ke swasta dan asing? Jadi bunyi UUD 45, bahwa hal-hal yg menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai megara/BUMN (termasuk jalan) apa sudah terabaikan?
Lagi mikir, Pinjol sdh banyak memakan korban dari orang menjadi stres, sampai orang bunuh diri kok sikap pemerintah gak jelas ya? Kenapa kok gak dihapus saja atau diburu utk ditutup? Karena saat ini usaha pinjol jumlahnya sdh mencapai ribuan? Dan makin orang susah seperti sekarang pinjol akan merajalela. Pinjol lebih gila dari rentenir...
Oh ya lagi mikir juga bagaimana pejabat-pejabat yg namanya ada di Pandora Papers, kok masih pada tenang2 aja, dan malah makin diberi kepercayaan sama pemerintah? Apakah tidak ada sanksi ya ada pejabat yg ngumpetin hartanya agar tdk terkena pajak?
Ah masih banyak puluhan hal yg membuat saya mikir. Namun selalu saya berharap ada keajaiban utk perbaikkan atas nasib rakyat dan Bangsa Indonesia.
Pak Jokowi, tanggal 20 Oktober bapak sdh 7 tahun menjabat Presiden, semoga dalam kesempatan 3 tahun sampai 2024 bapak segera bisa menyulap menjadikan Indonesia adil dan makmur, rakyat miskin naik kelas menjadi bisa makanπ, serta hasil kekayaan alam tinggal di Indonesia, kemudian utang LN tidak nambah lagi...Aamiin YRAπ
19/10/2021
(Fb Naniek S Deyang)