OKNUM
Ada kata yang ngeselin sekali dengarnya sekarang.
Ada polisi smackdown, mukulin demonstran. Oh itu oknum.
Ada polisi memperkosa. Oh itu oknum.
Ada polisi minta duit kalau lagi ngurus kasus. Lapor kambing, habis uang seharga sapi. Oh itu oknum.
Ada polisi suka minta uang di jalan. Oh itu oknum.
Semua oknum. Ampun dah! Oknum kok banyak gitu?
Pun sama.
Ada kader partai selevel menteri korup. Oh itu oknum.
Ada kader partai selevel anggota DPR/DPRD korup. Oh itu oknum.
Ada kader partai selevel bupati, gubernur korup. Oh itu oknum.
Woi, apakah memang bego sangat rakyat Indonesia ini. Tidak terbuka kah mata hati kalian, panjang daftar maling dari partai itu, tetap saja kamu percaya itu oknum. Dikit2 oknum. Semua oknum. Jangan2, itu memang 'AD/ART' partai. Harus korup. Ini jangan2 loh ya? Ditanya begini, baper deh.
Ayolah, berhenti memakai istilah OKNUM ini.
Jika besok-besok ada anggota polisi maling, maka ayolah para wartawan, tulis saja, anggota polisi maling. Lah, faktanya memang itu. Nah jika kalian kebetulan polisi atau ada anggota keluarganya polisi, selow saja. Santaaaai. Kan bukan kamu? Kenapa harus marah?
Kamu teh, pastikan saja, terus jujur, amanah, profesional. Dan terus jadi champion, yg mengingatkan teman-teman kamu agar juga terus jujur, amanah, profesional. Gitu loh. Kalau kamu memang mau negeri ini baik masa depannya.
Daripada kamu sibuk sok setia pada kesatuan, bla bla, tapi teman membuat kesalahan, korup, mencuri, kamu diamkan saja. Kesetiaan kamu itu kepada negara, prinsip-prinsip yang jujur, nilai-nilai yang luhur! Bukan pada teman, atasan, dan bla-bal-bla.
(Tere Liye)
*fb