[PORTAL-ISLAM.ID] Pengusaha sekaligus YouTuber Jos Oren mengaku kecewa karena tim inti opening dan closing ceremony PON Papua 2021 didominasi orang asing.
Jos Oren menjelaskan kronologi awal ketika perusahaan miliknya mengikuti tender calon event organizer (EO) untuk ceremony PON Papua 2021.
Awalnya, Jos Oren mengaku senang karena diberikan kesempatan untuk mengikuti tender calon EO ceremony PON Papua 2021.
"Jos, team lo bisa ngga ikut gabung di tim multimedia buat PON XX Papua? Tanya mas Vidi dari team Avantgarde. Rasa senang, haru, campur aduk jadi satu, seperti mimpi siang hari mantan Office Boy dipercaya kerja bareng orang2 hebat sekelas @malikdenny @addiems999 @ronald_soe dan lainnya," kata Jos Oren sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari akun Instagram @jos.oren pada Senin, 4 Oktober 2021.
Meski ketika itu baru menjadi peserta tender, Jos Oren merasakan adanya kebanggaan seolah-olah dirinya benar-benar akan terlibat dalam PON Papua 2021.
"Walau ini masih tahap tender tapi berasa membanggakan," ujarnya menambahkan.
Jos Oren bersama timnya kemudian dikarantina, dan selama itu mereka menanamkan slogan 'Torang Bisa' yang berarti ceremony PON Papua 2021 harus sepenuhnya merupakan karya anak bangsa dari hulu ke hilir.
Dengan penuh keyakinan, Jos Oren dan timnya melalui perusahaan yang dia miliki dinyatakan lolos sebagai kontestan EO untuk ceremony PON Papua 2021.
"Kami dikarantina sekitar 30 orang yg terlibat dari team creative dan produksi. Satu kalimat yang kami pegang 'Torang Bisa' yang kami terjemahkan ini adalah harus murni karya anak bangsa. Saat yang ditunggu, yes.. kami lolos sebagai kontestan EO OCC PON Papua," katanya.
Saat mengikuti kontes sebagal calon EO ceremony PON Papua 2021 tepat 12 April 2021, dia memperoleh urutan kedua untuk dipanggil juri dan mempresentasikan video selama sepuluh menit untuk menjelaskan konsep ceremony PON Papua 2021 yang ditawarkannya.
Dari total tujuh orang juri yang menilai, hanya ada dua orang yang memberikan pertanyaan untuk perusahaan yang dikomandoi oleh Jos Oren, salah satunya adalah Eko Suprianto yang memberikan pertanyaan dengan kesan menyerang dan menjatuhkan pihaknya.
"Dari 7 juri 5 diantaranya hanya memberikan masukan, hanya 2 yang menggajukan pertanyaan salah satunya dari juri koreografer kelas dunia mas @ekopece yang menyerang dan berusaha menjatuhkan kami," ujar dia.
Selama menunggu pengumuman pemenang tender, Jos Oren mendengar adanya rumor bahwa salah satu pejabat tinggi negara ikut mengambil bagian dalam proyek PON Papua 2021, termasuk dengan hadirnya tim dari FiveCurrents yang juga pernah ikut menggarap ceremony Asian Games 2018.
"Selama 3 minggu nunggu pengumuman banyak intrik dan kejanggalan selama proses penilaian berlangsung, termasuk desas desus ada pejabat tinggi yg ambil bagian dari proyek PON Papua. Banyak berita berkembang, termasuk masuknya tim luar negeri yang pernah menggarap Asian Games 2018 FiveCurrents lewat salah satu kontestan," ucapnya.
Tepat 4 Mei 2021, PT Royalindo keluar sebagai pemenang tender ceremony PON Papua 2021. Jos Oren menduga, ada sosok salah satu mantan menteri yang sukses dengan Asian Games 2018 dan menjadi tim ahli di belakang PT Royalindo.
Dia juga mengaku kecewa ketika tim asing dari FiveCurrents turut menggarap ceremony PON Papua 2021, begitu juga dengan Eko Suprianto sebagai koreografer yang turut terlibat.
"Pengumuman keluar dengan pemenang dari PT Royalindo, hmmmm... Siapa dibelakang PT Royalindo? Sudah bisa ditebak, sang mantan menteri yang sukses di Asian Games 2018 yang menjadi tim ahlinya, dan ada FiveCurrents tenaga asing yang menggarap event ini. PON XX Papua bergulir, dan secara mengejutkan seorang juri @ekopece ikut didalamnya, Asli sedih banget, bicara seni yang katanya Jujur, harus dikorbankan demi keperpihakan," kata dia.
Jos Oren sangat kecewa dan menyayangkan jika event nasional seperti PON Papua 2021 dikerjakan oleh orang asing meski hanya sebagai tim inti, karena dia menilai masih banyak anak bangsa yang sesungguhnya mampu mengerjakan ceremony PON Papua 2021 secara mandiri.
"Kebobrokan apa yang dipertontonkan di negeri ini, event nasional kebangganpun sudah dikerjakan oleh orang asing, apakah anak Bangsa kita sudah tidak mampu lagi? Untung aku hanya Jongos, jadi sudah biasa melayani, tapi bukan jadi kacung," tuturnya.*** [pikiranrakyat]