SUARA ADZAN DALAM PILIHAN
Masih ingat berita yang menjadi viral perihal para santri penghafal Al-Qur'an yang menutup telinga mereka karena takut hafalannya terganggu dengan riuhnya musik yang memenuhi ruangan saat ngantri untuk di vacsin??
Kalau masih punya logika yang bisa dipakai, dan akal yg gak bebal.
Itu adalah langkah terbaik.
Tutup Telinga kalian, kalau tidak suka suara adzan yang berkumandang.
Benamkan kepala kalian dibawah bantal.
Sumbat lubang telinga dengan uang recehan.
Lihat santri-santri yg kalian tuduh radikal dan kampungan itu.
Mereka tidak merengek agar musik dihentikan.
Mereka sadar, hidup dalam lingkup sosial bukan harus memaksakan apa yg kita inginkan.
Ada teman-teman yang cerdas bilang:
Terbayang mereka yg hidup dan tinggal dekat Bandara atau jalur lintasan kereta api.
Hampir setiap jam terganggu dengan pesawat yg take off atau landing.
Atau terganggu dengan gemuruhnya suara kereta api.
Bayangkan kalau mereka mau semua itu dihilangkan agar mereka merasa tidak terganggu...
Semua itu adalah pilihan.
Keselarasan antara hati dan fikiran.
Terserah kalau anda mau mengikuti bisik Syetan.
Anehnya,...
Koq baru di rezim sekarang semua yg berbau Islam jadi dipermasalahkan...
Begitu berani sekarang orang-orang melecehkan dan menghina Islam..
Merecoki adzan,
Mengutak atik Alquran,
Menghina ulama,
Memarginalkan umatnya,
Mengembat dananya,
Ditipu dan dikibuli dengan janji politik...
Mungkin mereka merasa dapat perlindungan dari syetan dan assistennya.
Mereka dibeking Iblis berkumis.
Atau genderuwo yang jadi konco...
Di sisi lain,...
Saya teringat dengan tayangan video Antoni Bourdain dalam acara No Reservations.
Suatu ketika mengambil set di Garut, sore hari, di pematang sawah dia berkata:
"listen to this... "
Dan mengalunlah suara Adzan terbawa angin sore.
Antoni Bourdain terpejam sambil tersenyum, so peaceful (begitu damai) katanya...
Lain cerita dengan WS Rendra, pujangga ternama dimasanya, si Burung Merak itu, selalu terbangun pagi pagi karena suara adzan yg menghanyutkan. Sampai ia masuk Islam...
Jadi,...
Tergantung hati kita, apakah isinya Iblis yang bengis,
Atau malaikat yang mengingatkan soal akherat...
Secara logika dan kalau kita mengkaji 'Time Phase' nya adzan.
Wooww...
Itu sangat luar biasa kerreenn...!!
Kita dibangunkan pertama kali sekitar pukul 4:30 pagi.
Adzan subuh.
Itu waktu yang pas buat bersiap menghadapi hari.
Apalagi kalau hidup di kota besar, yang harus pergi pagi pagi ketempat kerja atau aktifitas lainya agar tidak terjebak macet
Itu adalah waktu yang pas untuk mandi, sarapan, ganti baju dan menempuh jarak dari tempat tinggal ke tempat aktifitas.
Precious time !!
Jam 12an siang,
Adzan dzuhur.
Anggap saja pertanda waktu istirahat.
Jeda setelah bekerja.
Merefresh badan dan fikiran. Sebelum melanjutkan pekerjaan.
Jam 3an sore,
Adzan Ashar, tanda-tanda pengingat jam kerja sudah mau usai.
Menyelesaikan tugas yg harus dituntaskan.
Siap-siap dan beres beres untuk pulang.
Jam 6 petang,
Adzan maghrib, menyambut anda pulang, menyambut anda setelah seharian berperang mencari rezeki dan penghidupan.
Jam 7an,
Adzan Isya..
Mengantar anda untuk istirahat panjang.
Menikmati indahnya Lelah yang menjadi Lillah...
Heii.. look !!
It's so logic and it was designed for human benefit.
Gak ada suara Adzan setelah lepas Isya.
Tidak ada suara Adzan saat kita tidur panjang dari jam 8malam sampai 4:30 pagi.
Emang ada Adzan jam 12 malam??
Atau jam 2 dini hari ??
Jadi menggangunya Adzan itu kapaann...???
Nggaklah,
Allah itu tahu dan lebih tahu dari kamu.
Kapan kamu harus bangun, dan kapan waktunya beristirahat...
Allah tidak akan menggangu kualitas tidur kalian.
Allah tahu jam berapa waktu yang tepat buat kalian untuk mulai beraktifitas.
Jadi Adzan yang menggangu itu dimananya??
Ah,
Jangan jangan kumpulan Syetan di telinga kalian yg keberatan.
Jangan jangan Iblis iblis kelimis yang merasa miris dan teriris.
Atau karena kalian sebenarnya hanya seonggok komunis, atheis yang iri karena kami dipersatukan dengan panggilan Illahi...
Well...
Stop whining
Just be a human.
And you'll understand what's God Design...
Miami,
Rindu suara Adzan disini.
(Danke Soe Priatna)