Pangling Jatinegara
Oleh: Joko Intarto
Kawasan Jatinegara yang kumuh dan semrawut sudah tidak terlihat lagi. Tidak hanya stasiunnya, tetapi juga lingkungan di sekitarnya.
Lama saya tidak singgah di Stasiun Jatinegara. Apalagi sejak saya lebih banyak tinggal di Grobogan. Baru pagi tadi saya masuk di stasiun ini, dalam perjalanan dari Stasiun Ngrombo.
Terakhir turun dari kereta api di Stasiun Jatinegara sekitar 5 bulan lalu, banyak bagian stasiun yang dipagari seng. Rupanya di balik pagar seng itu sedang dibangun stasiun yang modern. Stasiun Jatinegara pun berubah total.
Namun demikian, bangunan stasiun lama tetap dipertahankan. Mungkin karena stasiun ini merupakan bangunan cagar budaya yang bernilai sejarah.
Bila dilihat dari jembatan penyeberangan, tampak bahwa stasiun lama berada di pinggir jalan raya. Sedangkan stasiun baru berada di belakangnya.
Sayangnya, lokasi stasiun Jatinegara memang mepet dengan jalan raya. Tidak ada tempat parkir untuk kendaraan para penjemput.
Apalagi sekarang trotoarnya dilebarkan. Taksi, bajay dan mobil sewaan yang dulu biasa ngetem di depan gerbang stasiun sekarang bersih.
Secara umum, kawasan sekitar Stasiun Jatinegara telah berubah total. Kesan kumuh dan semrawut sudah tidak terlihat lagi.
Sebagai warga Jakarta, saya senang melihat perubahan itu. Memang belum serapi Kuala Lumpur. Apalagi Singapura. Tapi sudah jauh berbeda jika dibandingkan dengan Stasiun Jatinegara pada era gubernur sebelumnya.
20/10/2021
(fb penulis)