[PORTAL-ISLAM.ID] Ditelusuri melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Toba Bara Sejahtra adalah salah satu perusahaan energi besar di Indonesia yang fokus pada pengembangan industri hilir dan lebih khusus dalam pembangkit listrik.
Dilansir dari berbagai sumber perusahaan ini didirikan oleh Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang kini sedang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Pada 6 Juli 2012 Toba Bara mencatatkan sahamnya di BEI dengan ticker TOBA dan merilis sebesar 210.681.000 saham atau 10,5 % dari jumlah modal disetor, dengan perolehan dana sebesar Rp400.293.900.000,00. Harga perdana saham sebesar Rp1.900,00 per lembar saham.
Selain itu ada satu perusahaan konsesi yang dipegang Toba Sejahtra Grup, yaitu PT Kutai Energi. Sedangkan di sektor migas ada PT Energi Mineral Langgeng dan PT Fairfield Indonesia.
Di sektor kelistrikan ada PT Pusaka Jaya Palu Power dan PT Kartanegara energi Perkasa. Lalu di sektor perkebunan ada dua perusahaan yaitu, PT Trisena Agro Sejahtera dan PT Adimitra Lestari. Di sektor industri ada PT Smartias Indo Gemilang, PT Rakabu Sejahtera dan PT Kabil Citranusa.
PT Pusaka Jaya Palu Tower yang bergerak di sektor kelistrikan sejak tahun tahun 2007, membangun pembangkit listrik tenaga uap dan ini merupakan pembangkit listrik tenaga uap swasta pertama di Indonesia.
Untuk batubara dan pertambangan sebagian besar hasil produksinya diekspor ke China, Korea, Taiwan, India, dan Jepang.
Berjalannya waktu LBP dikabarkan melepas 90% kepemilikan sahamnya di PT Toba Sejahtra sehingga kepemilikan hanya tinggal 9,9% per Oktober 2017.
Pada September 2020, PT Toba Bara Sejahtra emiten batubara dikabarkan melakukan pergantian nama perusahaan dari Toba Bara Sejahtra menjadi TBS Energi Utama.
Kabarnya tujuan penggantian nama ini dengan pertimbangan untuk lebih disesuaikan dengan perkembangan dan arah bisnis emiten menjadi perusahaan energi terintegrasi.
Kekayaan LBP Naik Saat Pandemi Covid-19
Sementara dari data yang masuk ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), nama LBP masuk dalam daftar menteri Presiden Jokowi yang hartanya melonjak secara signifikan selama kurun waktu 2020 tepatnya selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan LHKPN 2020 di laman resmi KPK, harta kekayaan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu per 30 Desember 2020 mencapai Rp 745.118.108.997.
Jumlah tersebut naik secara signifikan selama kurun waktu 2020 dari sebelumnya Rp 677.440.505.710. Itu artinya, selama rentang Desember 2019 hingga Desember 2020, harta Luhut mengalami kenaikan sebanyak Rp. 67.747.603.287.
Nama LBP Disebut Dalam Pandora Papers
Teranyar nama LBP dikabarkan masuk dalam laporan Pandora Papers. Laporan itu mengungkap sejumlah kepemilikan aset dan perusahaan cangkang di negara bebas pajak.
LBP diduga pernah menghadiri rapat direksi perusahaan bernama Petrocapital SA, yang terdaftar di Republik Panama. Dia hadir langsung dalam beberapa kali rapat selama 2007-2010.
Ironisnya laporan Pandora Papers seakan bertolak belakang dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2021 Tentang Pencantuman dan Pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan dan Atau Nomor Pokok Wajib Pajak dalam Pelayanan Publik.
Pasalnya, peraturan yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo itu seakan rakyat dikejar pajak lewat KTP difungsikan sebagai NPWP, sementara menteri di kabinet Indonesia Maju justru diduga menghindari pajak.
(Sumber: Inilah)