[PORTAL-ISLAM.ID] Marissa Christ Hari Tarigan atau yang lebih populer dengan nama Isya Jeeperson adalah seorang model, aktris, dan penyanyi Indonesia.
Ia memulai kariernya di dunia hiburan dengan menjadi model cover guest di majalah Aneka Yess! pada tahun 2009.
Perempuan kelahiran Medan 25 Maret 1992 itu merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dengan kedua orang tua yang berasal dari Suku Karo, yakni Irian Bakti Tarigan dan Rosani Ginting.
Perjalanan hidup Isya Jeeperson jadi perhatian publik saat ia memutuskan untuk menjadi mualaf.
Isya Jeeperson memutuskan masuk Islam sejak September 2010. Butuh perjalanan panjang sebelumnya Isya Jeeperson akhirnya yakin untuk berpindah keyakinan.
Perjalanan itu yang masih diingat dengan baik oleh Isya Jeepeson. Ia sempat mendapat penolakan dari orang tua. Kala itu, ibunda Isya Jeeperson menolak keras keinginan anaknya untuk memeluk agama Islam. Isya sempat khawatir dengan keadaan ibunya.
"Soalnya mama aku bilang kalau aku masuk Islam lebih baik mama mati. Aku takut nantinya mama marah jadi stroke," kata Isya Jeeperson dikutip dari salah satu tayangan YouTube.
Padahal, kala itu Isya Jeeperson sudah mulai tertarik dengan Agama Islam. Wanita yang pernah tampil dalam Film Sayap Kecil Garuda tersebut telah merasa ada hidayah yang menyentuh hatinya.
"Ini bisa dibilang hidayah. Aku sangat tertarik dengan bahasa Arab dan semua yang diajarkan dalam agama Islam," ujarnya.
Isya Jeeperson tetap yakin dengan pendiriannya. Ia merasa cocok dengan Agama Islam yang telah dianut, meski sekelilingnya tidak berkata demikian. Ia bahkan mendapat tekanan dari keluarga sekitar.
"Mama nangis, diam, dan masuk kamar. Tidak sedikit juga keluarga yang berontak supaya aku pindah agama lagi. Tapi walaupun menerima caci maki, aku tetap kuat karena hatiku sudah yakin dan nyaman memeluk Islam," ujarnya
Keluarga Isya Jeeperson akhirnya menerima keputusan tersebut. Ia bersyukur,Yang Maha Esa telah membantunya dan kini lebih semangat dalam mendalami ilmu agama.
Tidak hanya itu, yang sangat menggembirakan, akhirnya sang ibu pun turut menjadi mualaf mengikuti jejak sang putri beberapa tahun kemudian.
"Aku percaya kalau Allah akan kasih jalan. Aku makin yakin dan terus belajar banyak tanya dengan sesama Muslim dan guru spiritualku. Cari-cari pengetahuan tentang Islam itu lebih detail lagi," kata Isya Jeeperson.(*)