Sekarang saya tahu: Mengapa angka penderita Covid-19 di Indonesia menurun dengan cepat. Sampai orang-orang di luar negeri terkagum-kagum. Selera humor orang Indonesia memang tinggi.
Misalnya ini: Penumpang pesawat terbang wajib PCR. Penumpang kereta api cukup swab antigen. Apakah jenis virus yang beredar di kakangan penumpang pesawat terbang dan kereta api berbeda?
Harga PCR awalnya sampai Rp 900 ribu - Rp 2 juta. Beberapa waktu yang lalu pemerintah minta biaya PCR diturun menjadi Rp 500.000. Ternyata biaya langsung turun sehari kemudian. Kemarin pemerintah meminta biaya PCR turun lagi menjadi Rp 300.000. Hari ini ternyata biaya PCR langsung berlaku.
Kok bisa? Apakah struktur harga bisa dikendalikan pemerintah, kecuali pemerintah memberi subsidi?
Begitu pun biaya swab antigen. Awalnya Rp 250 ribu. Lalu turun Rp 200 ribu. Minggu lalu saya swab antigen di klinik Rp 85 ribu. Di stasiun kereta api malah hanya Rp 45 ribu.
Apakah bahan swab antigen Rp 45 ribu berbeda dengan yang Rp 200 ribu? Kalau bisa hanya Rp 45 ribu, mengapa masih ada yang memasang harga Rp 85 ribu?
Begitulah lucunya negeriku. Atau, ini yang membuat warganya kebal Covid-19? Katanya, tertawa meningkatkan imunitas. Kalau begitu saya akan menertawakan diri sendiri yang selama 2 tahun ini jadi menjadi goblok sistemik.
Ha...haa...haaa....
(Joko Intarto)