ASBUN
Oleh: Pipiet Senja
Sulit dipercaya seorang Ketum Partai Islam, mantan menteri, Wakil Ketua DPR RI, bisa punya usul agar adzan jangan dilakukan serempak disetiap masjid, pikiran yang aneh.
Berpedoman pada ketetapan syar'i tentu ada dalil yang mengatur tentang adzan sebagai tanda masuk waktu sholat secara astronomis, dimana yang menjadi patokan untuk menentukan awal dan akhirnya waktu sholat adalah letak matahari dalam perjalanannya di seputar ekliptika.
Jadi bukan selera orang per orang sekehendak hatinya, jika adzan sebagai tanda masuknya waktu sholat harus diurai dalam mengumandangkannya menit per menit dibanding adzan yang dilakukan serempak adalah pemikiran yang nyeleneh diucapkan oleh mulut yang asal bunyi (asbun), karena itu menyalahi dalil syar'i dan pasti akan ada implikasi yang ditimbulkan.
Bayangkan jika setiap masjid harus antri adzan selang setiap semenit, padahal setiap kali adzan minimal dibutuhkan waktu 3 menit, misalkan disebuah kecamatan yang memiliki puluhan masjid, diwaktu masuk sholat magrib misalnya, nanti akan ada yang baru dapat adzan setelah mendekati waktu isya, bahkan masjid yang urutan terakhir, bisa jadi baru bisa adzan magrib ba'da isya .. LoL.
Pada dasarnya suara adzan ternyata selalu dikumandangkan setiap detik disepanjang bujur zona waktu bumi di setiap saat tanpa terputus dari jutaan muadzin di seluruh dunia, bersahut sahutan, sehingga sebenarnya adzan tidak pernah terputus di muka bumi ini, sesuai zona waktunya masing-masing.
Kenapa harus gamang dengan sorotan media asing seperti Agence France-Presse (AFP), agensi berita internasional yang berpusat di Paris, Prancis tersebut, mereka tau apa?
Hanya berdasarkan seorang narasumber yang mengaku bernama Rina seorang muslimah usia 31, ia mengatakan pengidap gangguan kecemasan (anxiety disorder), tidak bisa tidur (insomnia), mengalami mual untuk makan selama 6 bulan terakhir ini.
Lalu selama 31 tahun kurang 6 bulan sejak ia lahir, ia tinggal dimana?
Mengapa gangguan itu baru muncul belakangan, padahal sebelumnya sudah puluhan tahun ia mampu beradaptasi dengan suara adzan yang ada.
Lalu ditambahkan: dirinya takut untuk menyuarakan komplain soal suara adzan dari masjid di dekat rumahnya, seperti yang dilansir oleh AFP menuliskan; adzan dan masjid adalah dua hal yang dihormati di Indonesia, negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, mengkritisi adzan dan masjid bisa berujung pada tuduhan penistaan agama dengan ancaman 5 tahun penjaraan, padahal tentu ini adalah narasi yang sangat berlebihan, kedua hal tersebut antara persoalan adzan dan penistaan agama tidak begitu saja dapat berkaitan!
Apa tujuan AFP yang nun jauh di Francis sana menurunkan berita seperti ini, sebenarnya apapun itu jangan sampai mematahkan syiar Islam di Indonesia yang mayoritas muslim, hanya karena berpatokan seorang Rina yang mengaku diri sebagai muslimah?
Walaupun secara objektif kita yang beragama Islam pun harus berintrospeksi, semestinya selain suara adzan, tidak elok juga jika pengeras suara di masjid digunakan secara berlebihan, contoh kegiatan taklim dan pengajian dikumandangkan dengan pengeras suara yang kuat dan dalam durasi waktu yang panjang sehingga lebih dari 1 jam misalnya, jangan sampai kita yang mayoritas seakan semena-mena dan sekendak hati menjadi ummat yang seakan arogan pada sesama.
Sekali lagi semestinya sebagai orang Indonesia apapun agamanya, untuk kumandang suara adzan tak perlu komplain, karena hal tersebut sudah sangat lumrah kita jalani bersama-sama, karena itupun sesungguhnya bentuk toleransi beragama yang selama Indonesia merdeka sudah berlangsung begitu saja dengan aman dan damai.
Orang-orang yang menolak suara adzan, bisa jadi mereka adalah para provokator yang mengusik toleransi beragama yang sesungguhnya selama ini telah berjalan dengan baik di Indonesia.
Apalagi bagi para pejabat atau tokoh yang mengaku muslim tak perlulah latah menjadi kaum munafik yang malah ikut memojokan agamanya sendiri, menjilat sana-sini agar dikenal sebagai tokoh panutan toleransi, pro pluralisme.. bullshits kalian semua hanya politisi pengejar kedudukan duniawi yang berdagang simpati!
#wakeUpMuslim
(fb penulis)