Anies Vs Ganjar
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, November nanti bakal dihelat balapan internasional superbike yang pertama di Indonesia.
Yang kedua, balapan mobil listrik Formula E di Jakarta, Juni 2022.
Dua balapan itu melibatkan adu kejar kuda besi motor dan mobil. Namun, ada juga event balapan yang tidak kalah ramai dari dua balapan itu, yaitu balapan politik yang melibatkan adu kejar popularitas dan elektabilitas para calon presiden dan wakil presiden menuju pilpres 2024.
Untuk sementara ini ada tiga pembalap politik yang berada pole position. Sebuah survei terbaru menempatkan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan sebagai tiga terdepan.
Tiga orang ini diperkirakan akan saling adu kecepatan dan saling salip dalam beberapa tahun ke depan, sebelum benar-benar tampil di sirkuit puncak pada putaran final 2024.
Di antara tiga pembalap itu Prabowo punya keunggulan tersendiri, karena dia sudah punya tunggangan sendiri.
Ibarat balapan motor, Prabowo sudah punya motor kelas superbike. Prabowo punya pabrik motor sendiri dan dia sendiri yang bakal jadi joki.
Ganjar Pranowo sudah bernaung di salah satu pabrikan merek besar. Namun, dia belum bisa dapat jaminan untuk dipilih sebagai pembalap. Penampilan Ganjar yang cukup konsisten dalam balapan di daerah belum menarik perhatian pabrikan.
Pabrikan mobil Banteng malah mengelus-elus Puan Maharani sebagai calon pembalap.
Persaingan di internal mobil Banteng mulai panas, sehingga sebagian pendukungnya mulai menunjukkan gejala-bejala pembelotan dengan menyiapkan mobil Celeng untuk ditunggangi Ganjar.
Persaingan Banteng vs Celeng ini sekarang tengah memanas. Ada yang memperkirakan Banteng dan Celeng benar-benar akan beradu cepat pada putaran final 2024.
Namun, ada juga yang menduga perseteruan itu hanya marketing gimmick saja.
Pada akhirnya, Banteng dan Celeng akan berkumpul menjadi Bancel pada balapan 2024 dan mengusung satu pembalap saja. Kalau skenario ini berjalan, maka Ganjar diperkirakan akan menjadi jockey Bancel.
Anies Baswedan menjadi kontender serius pada balapan 2024 mendatang. Performanya yang konsisten selama menjadi gubernur DKI menunjukkan kapabilitasnya yang mumpuni sebagai seorang pembalap politik papan atas.
Anies dianggap punya kematangan dan ketenangan, punya konsentrasi tinggi, dan pintar menjaga fokus. Satu lagi kelebihan Anies, dia dianggap punya intelektualitas yang lebih baik dibanding pembalap lainnya.
Problem utama Anies adalah dia belum punya tunggangan untuk maju dalam balapan 2024.
Selama ini Anies tidak bernaung di bawah salah satu pabrikan politik, dan hal itu dianggap sebagai salah satu kelemahan dibandingkan dua pembalap pole position lainnya.
Problem serius lainnya yang dihadapi Anies adalah kontraknya sudah berakhir di DKI tahun depan. Ini berarti dia tidak punya tunggangan lagi untuk bisa memamerkan keterampilannya. Masa tunggu dua tahun menuju balapan 2024 akan menjadi masa vakum bagi Anies.
Kalau tidak bisa menemukan tunggangan yang tepat untuk mempertunjukkan eksistensinya selama masa vakum, Anies bisa terlempar dari pole position menjelang 2024. Kalau gagal menjaga pole position, Anies bisa kesulitan mendapatkan tunggangan yang baik.
Pendukung Ganjar Pranowo yang menamakan diri "Ganjaris" sudah makin gencar bergerak. Para sukarelawan sudah melakukan berbagai aktivitas sosial di berbagai kota. Dibanding para pembalap lainnya, pendukung Ganjar terlihat paling agresif dalam melakukan gerakan marketing.
Ganjar berusaha menjaga jarak dari gerakan ini karena tidak ingin mengusik kemarahan Banteng. Para Ganjaris ini disebut sebagai "barisan celeng" oleh petinggi banteng. Ancaman keras pun dilayangkan kepada anggota banteng yang membelot ke barisan celeng.
Pendukung Anies akhirnya tergoda untuk membentuk barisan relawan. Sekelompok orang di Jakarta Rabu (20/10/2021) membentuk aliansi yang dinamai ANIS (Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera) dan mendeklarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan untuk maju dalam balapan 2024.
Meskipun Anies tidak mengetahui gerakan ANIS, tetapi deklarasi ini seolah-olah menjadi bendera start bahwa Anies sudah mulai masuk gelanggang resmi balapan. Beberapa pabrikan politik menganggap deklarasi ini prematur, terlalu dini, dan tidak tepat waktu.
Seharusnya deklarasi ANIS menunggu sampai Anies menyelesaikan tugas gubernur Oktober tahun depan.
Namun, sebagian lainnya menganggap ANIS bisa menjadi dorongan tambahan bagi Anies untuk persiapan 2024. Munculnya ANIS akan menjadi pembuka persaingan tidak resmi antara Anies vs Ganjar.
ANIS akan bersaing dengan "barisan celeng" untuk mempromosikan dua pembalap itu untuk berebut pole position.
Anies dan Ganjar adalah dua pembalap paling menonjol yang lahir dari kepemimpinan daerah. Ganjar menonjol dalam kepemimpinannya selama menjadi gubernur Jawa Tengah.
Anies Baswedan menonjol dalam kepemimpinannya sebagai gubernur DKI.
Ada juga Ridwan "Emil" Kamil yang menonjol sebagai gubernur Jawa Barat, dan Khofifah Indar Parawansa yang cukup menonjol sebagai gubernur Jawa Timur.
Mereka dianggap punya potensi sebagai pembalap nasional pada race 2024 mendatang. Kalau bukan sebagai driver utama setidaknya bisa menjadi co-driver yang potensial membantu pemenangan balapan.
Beda dengan Anies dan Ganjar yang selalu muncul di pole position, Khofifah dan Emil belum pernah menembus pole position. Namanya muncul di balapan pada urutan-urutan bawah, tetapi keduanya tetap punya potensi menarik dukungan dari wilayahnya masing-masing.
Karena itu Emil dan Khofifah disebut sebagai dark horse alias kuda hitam.
Jawa Timur dan Jawa Barat adalah dua provinsi dengan jumlah suara terbesar, dan sering menjadi penentu kemenangan balapan politik nasional. Siapa pun yang ingin memenangi balapan harus memastikan diri bisa meraih kemenangan di Jatim dan Jabar.
Inilah yang menjadikan Khofifah dan Ridwan Kamil menjadi kuda hitam yang harus diperhitungkan.
Enter the Race. Emil mencium peluang itu. Dia pun cepat memutuskan untuk memasuki balapan. Emil mengumumkan akan maju dalam balapan 2024. Dibanding para pembalap lain, langkah Emil paling maju dan berani. Belum ada satu pun pembalap yang melakukan deklarasi, tetapi Emil berani mengambil inisiatif untuk berdeklarasi.
Emil tidak merasa perlu memainkan kelompok sukarelawan untuk mendeklarasikan dirinya sebagai kandidat pembalap. Emil mendeklarasikan dirinya sendiri secara terbuka. Keberanian ini bisa menjadi poin tersendiri bagi Emil.
Selama ini, para pembalap politik banyak memainkan gaya dramaturgi yang malu-malu dan pura-pura. Mereka semua mau, tetapi gayanya malu-malu.
Mereka mau, tetapi tidak menunjukkan bahwa mereka mau. Mereka bermain sandiwara politik yang penuh pura-pura. Di panggung depan malu-malu, tetapi di panggung belakang sering bikin malu.
Emil mendobrak budaya pura-pura itu. Dia tampil ke depan dan mengatakan bahwa dia mau. Emil mengakui bahwa dia belum punya tunggangan politik yang memadai. Karena itu, Emil tahu diri. Dan karena itu Emil menjadikan "politik tahu diri" sebagai tagline perjuangannya.
Munculnya Emil di sirkuit balapan akan menambah ramai persaingan. Ibarat fabel politik, balapan 2024 akan ramai oleh persaingan banteng, celeng, dan kuda hitam.
Lalu, masih ada kucing-kucing yang sampai sekarang masih malu-malu dan memainkan gaya "shy-shy cat", meminjam istilah Tukul.
(jpnn)