[PORTAL-ISLAM.ID] YOGYAKARTA – Anies Rasyid Baswedan atau yang akrab disapa Anies Baswedan hadir dalam Kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Godean, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad pekan lalu.
Dalam tausiyahnya, Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan perihal masa depan anak muda.
Menurutnya anak muda baru disebut anak muda apabila di dalam dirinya selalu ada kebaruan yang orientasinya melihat masa depan tetapi jika tidak membawa kebaruan maka pemudapun tidak dapat dikatakan sebagai anak muda.
“Kita seringkali melihat anak muda memberikan solusi dan solusi yang paling baik adalah kesepakatan bahasa (dalam Sumpah Pemuda) karena dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan maka kita tidak perlu lagi ada penerjemah. Dengan hal itu kita perlu memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemuda-pemuda yang berani menyepakati bahasa yang bukan bahasanya, mereka menyepakati sebuah bahasa yang akhirnya mampu membangun kesetaraan dan kebersamaan,” kata Anies, Ahad (24/10/2021).
“Salah satu masalah terbesar yang sedang dihadapi oleh kita adalah yang pertama ketimpangan antara yang terdidik dan tak terdidik, antara yang bekerja dan tak bekerja, antara yang berpunya dan tak berpunya, antara kota dan desa, antara daerah pulau yang maju dan pulau yang belum berkembang,” sambung Anies.
Ke depannya, kata Anies, masalah yang menjadi tantangan adalah ketimpangan. Adanya ketimpangan dapat menjadi goncangan persatuan karena persatuan dibangun dari adanya kesetaraan.
Selain masalah ketimpangan, menurutnya di masa depan kerusakan alam lingkungan pun akan menjadi tantangan. Apalagi dengan adanya perubahan iklim sehingga sukar untuk menentukan pola musim.
(Sumber: Muhammadiyah)