Ustadz Wira Bachrun:
Usaha menjauhkan kaum muslimin dari Bahasa Arab bukan belakangan saja dilakukan di negeri ini.
Dulu, kakek nenek kita biasa menggunakan tulisan Arab ketika mereka berkomunikasi.
Orang bilang dulu penduduk Indonesia bodoh² tidak bisa baca tulis. Ini sebenarnya tidak benar 100%. Kakek nenek kita mungkin tidak bisa baca tulisan Rumi. Tapi abjad Arab mereka bisa.
Saya masih ingat sebagian koleksi buku almarhumah nenek ditulis dalam Bahasa Indonesia, namun dengan abjad Arab.
Sampai tahun 50an, tulisan Arab itu masih dipakai sebagai tulisan resmi pemerintahan kita.
Gambar yang saya tampilkan di sini (lihat gambar dibawah) adalah surat resmi dari Kementerian Penerangan berkenaan dengan Perayaan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1951.
Ditulis dengan "aksara teroris" kalau pakai istilah pakar-pakar sekuler sekarang.