[PORTAL-ISLAM.ID] Rocky Gerung mengaku heran dengan sikap penguasa yang menurutnya lebih memojokkan umat Islam radikal dibanding Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Menurut Rocky Gerung, penguasa harusnya lebih mewaspadai PKI dibanding Islam radikal lantaran dalam sejarah kader komunis telah memusnahkan banyak ulam dengan cara-cara keji dan mengenaskan.
“Dia (PKI) tidak bisa dilupakan apalagi dimaafkan, karena belum ada keputusan yang final dan diungkapkan berkali-kali. Sebaliknya, umat Islam merasa ‘lho kok yang dituduh radikal adalah kita, yang diuber-uber adalah kita?’” ujar Rocky, 27 September 2021.
Ia pun menilai, kekuasaan terlalu berlebihan dalam menyoroti isu radikalisme keagamaan. Bahkan, menurut Rocky, pemerintah dinilai cenderung memojokkan umat Islam dalam berbagai kebijakannya. Rocky juga berpendapat, pemerintah terkesan kurang menyoroti bahkan membiarkan potensi bangkitnya kembali PKI yang berpotensi menimbulkan ketegangan baru.
“Jadi, tensi kekuasaan itu terlalu menyorot radikalisme agama terutama Islam, kurang menyorot revivialism of the idea of communism tuh. Dan itu yang sebetulnya menimbulkan ketegangan baru,” kata Rocky.
Dia pun menjelaskan, diorama (patung) Penumpasan G30S PKI yang mendadak hilang dari Museum Kostrad merupakan bagian dari sejarah kelam yang akan selalu diingat seluruh umat Islam sebagai perjuangan memperoleh keadilan. Ketika itu, kata Rocky, umat Islam dan PKI berseteru secara politis hingga menimbulkan banyak korban. Terlebih, dengan banyaknya tokoh ulama yang meninggal dunia akibat dibunuh sejumlah tokoh PKI secara bengis.
“Yang ada di Kostrad itu adalah bagian yang akan diingat oleh umat Islam sebagai perjuangan menegakkan pikiran-pikiran keadilan, dan memang kita tahu pada waktu itu terjadi eskalasi politik yang melibatkan pertarungan (duel) antara umat Islam dan komunisme,” ungkapnya.
Rocky Gerung pun menduga, jika penguasa terus-terusan memojokkan umat Islam di Indonesia dibanding PKI bukan tak mungkin pergesekan di masyarakat akan kembali memuncak.(*)