[Catatan Naniek S Deyang]
Rakyat Indonesia itu baiknnya pollll, pemaaf dan pelupa. Ada artis berbuat porno dan video pornonya tersebar, bahkan yang cowok masuk penjara, keluar dari penjara lagunya juga didengarkan dan tetap laku. Bahkan yang perempuan malah jadi kayak bintang besar.
Ada lagi yang buat video porno, masyarakat ya biasa saja, bahkan yang laki2 malah belakangan jadi idola.
Ada artis jadi gundiknya oknum Jenderal Polisi (beberapa orang), ada yang malah sukses bisa jadi Youtuber top, dan malah merasa apa yg dilakukan selalu benar.
Wah kalau artis mulai yg kena Narkoba sampai jadi pelakor dll, tetap saja dipuja-puji sama rakyat.
Di dunia politik ada politikus sudah jadi tersangka bisa jadi Gubernur, Komisaris dll, dan bahkan ada yg di dalam penjara karena korupsi bisa menang dalam pemilihan Bupati.
Hebat banget rakyat Indonesia jaman sekarang, mungkin karena media kalah sama medsos, dan media (petinggi dan wartawannya) juga gak punya sikap.
Saya sendiri dulu waktu pegang beberapa media hiburan baik di MNC, maupaun di perusahan saya sendiri KMP, punya garis patron yg jelas. Gak ada tempat lagi utk artis porno, pelakor, narkoba dll yg bersifat memperngaruhi negative ke masyrakat! Blaclist pokoknya! Gak boleh masuk media saya!
Kemudian di media saya yg politik, saya larang keras tokoh ecek2 yg mulutnya suka ember tapi gak punya prestasi utk diwawancara. Ukurannya yg masuk media saya harus: big name dan kwalifait, dan orang yg model kayak Ngab.... atau Ru... gak bakal ada tempat di media saya. Bahkan sy punya media yg spesialisasinya investasigasi pada artis dan politikus/pejabat nakal!
Jadi kemarin waktu saya lihat SJ yang baru kekuar dari penjara utk kasus jadi "predator" anak, terus disambut bak pahlawan dg dikalungi bunga, sungguh saya merasa prihatin, apalagi ada TV yg langsung memberi kesempatan utk tampil menyanyi.
Kalau media longgar, dan rakyat gampang memaafkan mereka yg berbuat kejahatan di negeri ini, maka jangan berharap akan ada unsur jera orang /artis dan politikus atau pejabat berbuat kejahatan atau melakukan korupsi.(*)