Tokoh politik sakit, itu adalah kabar yang biasa. Sebagaimana sakitnya manusia yang lain. Tidak usah ditutupi, sebagaimana kita menyembunyikan panu di dada. Tapi tak juga harus diumbar sebagaimana penari perut yang sedang mengumbar udelnya.
Setidaknya ada dua tokoh politik penting di negeri ini yang kabar kesakitannya sampai kepada saya. Yang pertama adalah mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq dan yang ke dua adalah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Semestinya justru, kabar kesakitan itu disampaikan kepada orang-orang tercinta, kaum kerabat dan kalau dia adalah seorang tokoh, para pengikutnya lazim diberitahu, agar mereka sama-sama mendoakan.
Misal Ustadz Luthfi Hasan Ishaq, para kader PKS dan atau mantan kader partai tersebut lazimnya diberitahu, agar memberikan doa terbaiknya untuk kesembuhan suami Darin Mumtazah itu.
Megawati pun demikian, lazimnya kader dan simpatisan PDIP tahu, agar mereka mendoakan kesembuhan sang ketua umum. Apalagi Bu Mega begitu dimuliakan di PDIP.
Pun, sebagai mantan Presiden, semestinya kalau memang Megawati sakit, sampaikan saja kepada rakyat Indonesia. Agar didoakan kesembuhannya.
Tapi kalau memang benar sakit, namun tidak diberitakan, apalagi pemberitaannya kemudian dicegah, mesti ada yang gak beres.
Ketidakberesan itu misalnya, takut diketahui sakit kemudian orang-orang yang tahu malah senang akan sakitnya. Ini yang tidak beres!
Saya pribadi, ketika mengetahui Ustadz LHI sakit, auto berdoa, semoga beliau segera diberikan kesembuhan. Sehat seperti sedia kala.
Sebab selain LHI pernah menjabat Presiden PKS, partai yang dulu saya dukung, secara pribadi kami juga saling kenal. Karena beliau adalah orang Malang.
Nah, Ibu Mega nih yang tidak jelas, beliau sakit beneran atau sekedar rumor. Kabar sakitnya banyak beredar di sosial media. Tapi di media-media mainstream tidak ada.
Bahkan para elit PDIP cenderung mengaburkan kabar. Kabur tidak jelas.
Seharusnya kalau memang tidak sakit, biar beritanya tidak kabur dan simpang-siur, mudah saja, Megawati muncul ke publik, ngomong: Opo seh Rek, iki lho aku, waras!
Wartawan senior, Hersubeno Arif memberitakan bahwa kabar sakitnya Megawati memang valid, berdasarkan informasi dari seorang dokter yang mengabarinya.
“Megawati Koma. Di ICU RSPP. Valid 1000 persen’,” kata Hersubeno di channel YouTube-nya, seperti yang dikutip Pikiran Rakyat.
Lahir, hidup dan mati, itu adalah perjalanan anak manusia. Kita lahir, karena sebelumnya kita telah dikandung ibu selama kurang lebih sembilan.
Setelah lahir, kitapun hidup dan tinggal di dunia. Pada saatnya setelah urusan selesai, kita akan meninggalkan dunia ini. Penyebabnya bermacam-macam, mulai sakit atau tertembak dan lain sebagainya.
Namun, walau kematian adalah niscaya, saat sakit dan datang menyambangi, kita tetap dituntut berobat, untuk mendapatkan kesembuhan.
Maka, seharusnya bukanlah aib pada penyakit yang kita alami. Namun aib itu adalah pada sikap dan kekakuan kita ketika sehat.
(Ustadz Abrar Rifai)