Ma'ruf Amin, Orang Yang Menjadi Saksi Perjanjian HRS-BIN

[PORTAL-ISLAM.ID] Akun twitter Opposite6890 kembali mengungkit KH Ma'ruf Amin yang menjadi saksi perjanjian BIN-HRS, saat HRS masih di Arab Saudi.

"HRS meminta syarat :
1. Cabut dulu kasus :
“FAKE CHAT YANG KALIAN BIKIN”

2. Bebaskan bbrp aktivis yg kalian kriminalisasi.

Dokumen ditandatangani Mayjen TNI Agus Suharto & DISAKSIKAN BG (Kepala BIN -red)

Dokumen dibawa ke Jakarta & DISAKSIKAN DAN DITANDATANGANI  Ketua Umum MUI KH. Ma'ruf Amin," cuit akun Opposite6890, Minggu (12/9/2021).

***

Apa yang disampaikan akun Opposite6890 tersebut, sebelumnya juga sudah secara gamblang disampaikan Habib Rizieq Shihab dalam persidangan saat membacakan pledoi (nota pembelaan).

Pada sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang digelar Kamis (10/6/2021), Habib Rizieq Shihab membuka rahasia, selama dirinya berada di Arab Saudi tahun 2017.

Diungkapkannya, ia sempat menerima telepon dari Menko Polhukam Wiranto. Wiranto, lanjut Habib Rizieq, saat itu meminta dirinya agar membuka pintu dialog dan rekonsiliasi dengan pemerintah. 

"Kami sambut baik imbauan beliau tersebut, karena sejak semula justru itu yang kami harapkan," kata Habib Rizieq saat membacakan pledoi, Kamis (10/6/2021).

Habib Rizieq menuturkan, satu bulan setelah menerima telepon itu, ia bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Ia bercerita, saat itu bertemu dengan Budi Gunawan serta tim di salah satu hotel di Jeddah, Arab Saudi.

Menurut dia, pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan yang sangat bagus. 

"Di antara isi kesepakatan tersebut adalah setop semua kasus hukum saya dan kawan-kawan, sehingga tidak ada lagi fitnah, kriminalisasi, dan sepakat mengedepankan dialog daripada pengerahan massa," ujar Habib Rizieq.

"Serta siap mendukung semua kebijakan pemerintahan Joko Widodo selama tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam dan konstitusi negara Indonesia," tuturnya.

Habib Rizieq mengatakan, kesepakatan itu dibuat secara tertulis, hitam di atas putih, ditandatangani dirinya dan Komandan Operasional BIN Mayjen TNI (Purn) Agus Soeharto di hadapan Budi Gunawan.

Menurut Habib Rizieq, surat tersebut kemudian dibawa ke Jakarta dan ditandatangani oleh Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin. 

Selain itu, pada 2018 dan 2019, Habib Rizieq mengungkapkan dirinya juga sempat bertemu dengan Jenderal Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolri.

Ia bertemu dengan Tito di Mekkah, Arab Saudi. Dalam pertemuan itu, ia dan Tito membahas soal Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

"Dalam dua kali pertemuan tersebut saya menekankan bahwa saya siap tidak terlibat sama sekali dengan urusan politik praktis terkait Pilpres 2019 dengan tiga syarat," kata Habib Rizieq.

Habib Rizieq memaparkan, tiga syarat yang diajukannya adalah, setop penodaan agama, setop kebangkitan PKI, dan setop penjualan aset negara ke pihak asing.


Baca juga :