Hehehe... Lebay banget kalo untuk jadi pembicara di depan mahasiswa harus berdandan ala anak punk.
Beberapa perusahaan bahkan menolak keras jika calon karyawannya memiliki tatto. Bahkan Garuda Indonesia langsung menolak jika ada calon pramugari dan pramugara memiliki tatto.
Sama hanya jika mau masuk Akpol, Akabri atau sekolah kedinasan, tatto adalah hal tabu.
Bahkan perusahaan DAAI TV yang dimiliki non Muslim, tidak mentolerir adanya tatto bagi para karyawannya.
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn yang saat ini menjabat adalah salah satu petinggi negara yang memiliki tatto, tapi dalam setiap acara resmi dan formal selalu menutupi tatto yang ia miliki karena masih mengedepankan tata Krama.
Beberapa kawan saya yang dosen di luar negeri, sama juga walau mereka memiliki tatto tetap saja jika ia mengajar akan berusaha menutupi tattonya.
Apa nggak bisa lebih sopan sedikit Pak Ganjar..? Kecuali sampeyan mau ngamen sama anak punk di lampu merah.
Pilpres sudah dekat, tapi nggak gitu juga kali ya memberikan teladan.
(Muhammad Arif Kirdiat)